Menjadi guru merupakan sebuah kehormatan. Guru memegang tanggungjawab yang besar yakni, mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, eksistensi guru cukup sentral sepanjang peradapan manusia.
Guru itu ibarat lentera bagi kehidupan. Tanpa guru dunia hanyalah kegelapan. Oleh karenanya, seorang guru dituntut untuk profesional di bidangnya.
Seiring perkembangan zaman, ada begitu banyak tuntutan dari pemerintah bagi seorang guru. Contoh konkret, tuntutan kurikulum yang berubah setiap saat, ada juga yang namanya sertifikasi, kejar jam mengajar untuk memenuhi tuntutan, dan masih banyak tuntutan administratif lainnya.
Ada beragam trik yang disediakan agar guru benar--benar hadir untuk mencerdaskan peserta didik. Salah satunya adalah supervisi kelas. Sebagai kepala sekolah, salah satu tupoksinya adalah mengamati langsung, seorang guru mentransfer ilmu di kelas.
Ada empat prototipe guru berdasarkan berpikir abstrak dan komitmen.
1. Tipe guru profesional. Tipe ini adalah yang terbaik. Guru yang masuk dalam tipe ini adalah, cara berpikir abstraknya positif juga komitmennya. Tipe guru seperti inilah yang diidealkan.
2. Tipe guru tukang kritik. Tipe guru seperti ini adalah mereka yang berpikir abstraknya positif, tetapi komitmennya negatif.
Jenis guru seperti ini adalah, mereka yang terlalu sibuk mengkritik, tanpa memberi solusi. Tipe guru seperti ini, adalah mereka yang tidak memiliki kemampuan mengajar, tetapi lebih banyak kritik kebjikan--kebijakan yang dibuat bersama.
3. Tipe guru yang terlalu sibuk. Tipe seperti ini adalah, mereka yang berpikir abstraknya negatif dan komitmennya positif.
Jenis guru yang termasuk dalam tipe inib adalah, guru yang terlalu sibuk, tetapi hasilnya tidak maksimal. Sibuk mengurus banyak hal tetapi hasilnya nihil.