Hal pertama yang dicari manusia adalah kedamaian. Semua orang ingin hidup damai. Lebih baik berdamai dengan hidup daripada mencari masalah. Jika anda tidak menemukan kedamaian di dalam diri anda, anda tidak pernah menemukannya di tempat lain.
Hari ini Yesus tampil sebagai pembawa damai bagi para murid. Pertanyaannya adalah mengapa Yesus datang membawa damai dan bukan yang lain? (Injil hari Ini, Yohanes 20:19-31), Mengapa Yesus tidak berbicara tentang kebangkitan? tetapi yang Yesus katakan adalah "Damai sejahtera bagiMu"
Ada tiga persoalan mendasar yang dihadapi para murid
Pertama: Sebelum wafat Yesus, tantangan yang dihadapi para murid adalah bagaimana meyakinkan orang Yahudi, kaum ahli taurat dan orang Farisi bahwa Yesus adalah Tuhan yang datang membawa keselamatan.
Yang mereka tahu adalah Yesus itu anak kampung dari Nazaret, anak tukang kayu dan keturunan Daud. Sulit kita meyakinkan orang Yahudi bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Kedua: setelah peristiwa kebangkitan, para murid yang percaya dan mengikuti Yesus takut, mereka masuk ke dalam rumah, pintu mereka terkunci, mereka berdoa tapi sembunyi-sembunyi. Mereka takut kepada orang Yahudi, jangan-jangan mereka mengalami nasib yang sama.
Dalam situasi seperti inilah, damai sejahtera dirasakan pas dan cocok bagi mereka. Yesus datang dan membawa damai bagi mereka, "Damai sejahtera bagimu."
Ketiga: Bagaimana tampil menjadi saksi kebangkitan. Sulit karena kita tidak melihat langsung Yesus itu bangkit, injil hanya mengatakan, kubur kosong, batu sudah terguling, seorang pemuda duduk di sebelah makam. Itulah sebabnya keraguan Thomas itu sungguh mendasar.
Rasanya hidup bersama Yesus, seolah hidup dalam persoalan. Hidup seakan tak luput dari masalah. Saat seperti itulah rasa damai menjadi penting untuk meneguhkan hati para murid dan kita yang mengimaniNya. Yesus datang memberikan harapan dan damai bagi kita umatNya. Kata Yesus, "Damai sejahtera bagi kamu."
Yesus sungguh telah bangkit dari antara orang mati, tetapi tidak kepada semua orang ia menampakan diri. Setelah ia meyakinkan Thomas, Yesus mengatakan; "Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya." Kata--kata ini sungguh meneguhkan kita yang mengimaninya. Kita adalah orang-orang yang berbahagia meskipun tidak melihat.
Hari ini juga adalah hari Minggu kerahiman ilahi, kita diberi kesempatan juga untuk menghormati Yesus yang adalah sumber kerahiman ilahi. Ada banyak orang telah dibantu berkat doa, novena, koronka kerahiman ilahi. Kita menyerahkan diri kepada Tuhan untuk diselamatkan.
Hari ini Kita terpanggil untuk menjadi saksi kebangkitan Tuhan. Yesus telah wafat, Yesus pun telah bangkit dan Ia juga telah menampakan diri kepada para murid. Ia membawa damai bagi kita semua. Semoga hari ini kita mampu membawa damai bagi sesama di sekitar kita. Kita juga menjadi saksi kebangkitan Tuhan.
Damai itu menjadi kerinduan setiap orang. rasa damai menjadi dambaan setiap orang. Hari ini Tuhan datang membawa damai bagi para murid dan kita semua yang hidup dalam ketakutan dan kekwatiran.
Memaafkan bukan karena mereka pantas mendapatkan pengampunanmu, tetapi kamu pantas mendapatkan kedamaian. Kedamaian dimulai dengan sebuah senyuman."
Seperti kata Yesus bagi para murid, damai sejahtera bagimu, marilah kita juga mengucapkan kalimat yang sama untuk orang-orang di sekitar kita, "Damai sejahtera bagi kamu."
Atambua.10.04.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H