Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sisi Lain dari Banjir NTT

10 April 2021   21:56 Diperbarui: 10 April 2021   22:03 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasca banjir di NTT, para korban pun mulai berbenah. Masyarakat mulai menata kembali barang-barang yang masih bisa digunakan. Perabot rumah yang masih bisa gigunakan, dibersihkan untuk dipakai.

Memang musibah banjir meninggalkan duka yang mendalam. Ratusan nyawa manusia melayang. Hewan peliharaan hanyut dibawa banjir. Tanaman pertanian pun terancam gagal panen. Sudah bisa dipastikan akan terjadi kelaparan.

Kita belum selesai memerangi covid-19, justru NTT dan beberapa daerah lain, disuguhkan lagi dengan musibah banjir. Hal ini semakin memperburuk keadaan di masyarakat.

Sisi lain

Di tegah upaya memerangi musibah banjir, saya justru melihat beberapa hal menarik untuk dijadikan pembelajaran.

1. Banjir mempersatukan kita. Respon pemerintah perlu diapresiasi. Presiden turun langsung ke tempat musibah, memberi bantuan tetapi juga meneguhkan masyarakat yang kehilangan keluarga dan tempat tinggal. Jokowi bahkan meneteskan air mata melihat kenyataan di lapangan.

Ibu Menteri Sosial Tri Rismaharini, bahkan menginap di lokasi bencana, tokoh berdialog dengan warga. Foto bu menteri dan para suster PRR di Flores, menceritakan banyak hal, termasuk di antaranya adalah tolerasi.

Foto Warga (istimewa) Menteri Sosial Bu Risma bersama para suster PRR di Flores
Foto Warga (istimewa) Menteri Sosial Bu Risma bersama para suster PRR di Flores
2. Ada gerakan dari berbagai kalangan untuk membantu para korban. Mereka mengumpulkan sembako, pakaian, obat--obatan dan perlengkapan lainnya untuk meringankan derita korban

Di kalangan Gereja pun sama. Uskup Atambua sendiri turun langsung memberi bantuan dan meneguhkan hati para korban. Setiap paroki wajib menunjukkan kepedulian dengan memberi bantuan.

Berdasarkan kisah dari teman--teman dan foto yang beredar di medsos, saya yakin para korban tidak akan kelaparan karena bantuan terus mengalir, dan juga bila digunakan secara bertanggung jawab.

Foto Warga (istimewa) Menteri Sosial Bu Risma rela dengan motor mengunjungi korban banjir di Flores
Foto Warga (istimewa) Menteri Sosial Bu Risma rela dengan motor mengunjungi korban banjir di Flores
Saya terharu menyaksikan teman-teman di Papua, rela turun ke jalan, mengumpulkan sumbangan untuk membantu para korban bencana. Saya juga membaca, upaya masyarakat di Bali, Jawa Tengah, dan daerah lain, semua bersatu, mengumpulkan sembako dan barang- barang lain untuk para korban bencana alam.

Benar bahwa banjir di NTT adalah musibah, tetapi dari  musibah banjir kita menemukan nilai toleransi dan belarasa dari sama saudara kita yang lain. Terimakasih untuk semua perhatian dan kepedulian untuk kami warga NTT

Atambua, 10.04.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun