Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perempuan dengan Sebutan Mama, Itulah Kartini Masa Kini

9 April 2021   20:50 Diperbarui: 9 April 2021   21:05 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto.dok.pribadi/Perempuan dengan sebutan mama

Di antara semua perempuan yang terkenal di dunia, satu di antaranya yang hebat adalah mama. Mama bukanlah orang berpendidikan, bukan pula orang berada, tetapi soal kasih sayang, tidak ada yang mengalahkannya.

Dilahirkan dalam keluarga sederhana dengan tujuh orang bersaudara bukanlah perkara mudah. Apa pun bisa mama buat untuk kami anak-anak, termasuk keliling dari pasar ke pasar jualan kue, jualan sayur, demi mencukupi kebutuhan dalam rumah.

Penghasilan bapak yang adalah guru di pedalaman tidak pernah cukup, apa lagi membiayai pendidikan ketujuh anaknya. Betapa sedih membayangkan masa-masa kecil. Tidak mudah. Semua serba kekurangan.

Mengapa saya katakan mama adalah perempuan hebat? itu karena dia tidak pernah mundur. Meski pendidikannya hanya sebatas sekolah dasar, tetapi daya juangnya tidak kenal batas.

Ia tidak hanya mengerjakan pekerjaan perempuan, tetapi juga mengerjakan yang menjadi bagian dari pekerjaan pria. Semua bisa dikerjakan hanya untuk kami anak-anak.

Berulang--mama menangis karena ulah kami anak--anak, tetapi apakah mama dendam? Tidak. Kasihnya jauh melebihi amarahnya untuk kami.

Ketika membaca sejarah perjungan R. A  Kartini, memperjuangkan persamaan hak antara perempuan dan kaum pria, saya merasa bahwa semangat Kartini justru saya temukan pada orang yang saya panggil mama.

Bagaimana perjuangan mama untuk membesarkan kami anak--anak, bagaimana perhatiannya pada kedua putrinya, dan bagaimana ia membantu menambah penghasilan bapak untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Memang benar syair lagu masa kecil dulu, "kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang waktu, hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia."

foto.dok.pribadi/saat mama merayakan ulang tahun
foto.dok.pribadi/saat mama merayakan ulang tahun
Di usia senjanya, saya pernah bilang mama pergi kunjung salah satu anaknya yang tinggal di Jawa. Selain kunjungan dan refreshing, tetapi juga hanya mau supaya mama bisa rasa gimana naik pesawat. Ternyata banyak cerita menarik, lucu, dan menggelikan atas pengalaman pertamanya itu.

Dari semuanya itu, saya cuman ingin sedikit membuat mama bahagia di hari tuanya. Saya cuman berdoa dan terus berharap, semoga mama diberi kesehatan dan dilindungin Tuhan Yesus dan Bunda Maria, dalam hari--hari hidupnya.

Selamat hari Kartini, terimakasih mama. Nama yang tetap ada di hati kami anak--anak. Kaulah Kartini sepanjang hayat. Kaulah ladiesiana pekerja perempuan yang tangguh.

Atambua, 09.04.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun