Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"La Nina" dan Banjir di NTT

6 April 2021   07:31 Diperbarui: 6 April 2021   07:58 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar.halamansembilan.com/Kondisi di lokasi banjir, jembatan Benenai Malaka NTT

Curah hujan di Atambua hari ini berangsur reda bila dibandingkan dengan hari kemarin. Bahkan hari ini, mulai tampak cahaya matahari, meski situasi ini belum stabil. 

Kondisi ini merupakan satu hal yang positif bagi warga NTT. Kita berharap di daerah lain di wilayah NTT juga mengalami hal yang sama.

Seperti yang sudah dijelaskan dalam tulisan saya, "Waspada! NTT Dikepung Banjir", bahwa banjir NTT terjadi karena adanya suatu fase yang dinamakan 'La Nina.' (bahasa Spanyol artinya anak perempuan atau anak putri).

'La Nina' merupan lawan dari El Nino. Fase 'El Nino', adalah fase dengan curah hujan rendah dan panas, sedangkan 'La Nina' fase dengan curah hujan tinggi.

Cuaca yang panas tahun lalu, menyebabkan air laut menguap. Tiupan angin, membawa uap air hingga ke Asia Pasifik. Karena di wilayah Indonesia dengan intensitas angin rendah maka, menyebabkan terjadinya curah hujan yang cukup tinggi.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, (BMKG) 'La Nina' dapat menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan di Indonesia hingga 40% dari biasanya. Kondisi inilah menyebabkan longsor dan banjir bandang di NTT.

Kita telah mengetahui dari media, banyak yang menjadi korban. 

"Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengupdate korban jiwa dan hilang akibat bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT). Data yang diterima hingga Senin (5/4/2021) malam, sebanyak 84 orang korban meninggal dunia dan 71 orang masih dinyatakan hilang."(tribunnews.com).

Gambar.dok.pri./Foto cuaca hari ini cukup cerah di Atambua Belu NTT
Gambar.dok.pri./Foto cuaca hari ini cukup cerah di Atambua Belu NTT
Diperkirakan korban jiwa akan bertambah, mengingat banyak orang yang dinyatakan hilang. Selain itu, korban materi pun tak terhitung nilainya. Banyak jembatan ambruk. Akses jalan putus akibat longsor, banyak warga kehilangan tempat tinggal. Jaringan telkomsel dan aliran listrik macet. Semuanya ini tentu menambah kemelut yang terjadi di hampir semua daerah di NTT.

Sebagai warga NTT, saya sangat mengharapkan agar pemerintah mengambil tindakan cepat, tepat dan terukur. Masyarakat saat ini menunggu bantuan. Mereka kesulitan makanan, air bersih, dan pakaian supaya bertahan hidup.

Kita saling membantu dan mendoakan agar badai ini cepat berlalu dan kita bisa mengatasi bencana banjir ini dengan baik. Percayalah, ada badai dalam hidup tetapi badai itu pasti berlalu.

Atambua, 06.04.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun