Sejak ditahbiskan menjadi imam 2013 yang lalu, saya diberi kepercayaan untuk menjadi pastor pembantu di sebuah paroki pinggiran kota. Tugas saya adalah melayani umat. Pekerjaan itu saya lakukan tanpa adanya kendala yang berarti.
Baru berjalan dua tahun, saya dipindahkan masuk ke paroki pusat kota. Di tempat yang baru, ternyata lebih padat pelayanannya. Maklum di pusat kota yakni Paroki Katedral Atambua dengan jumlah penduduknya yang padat.
Seiring berjalannya waktu, saya pun dipercayakan untuk mendampingi asrama paroki, sebagai bapak asrama untuk para pelajar.
Tahun 2016, saya dipercayakan untuk menjadi bendahara Yayasan Pendidikan As'tanara, milik Keuskupan Atambua. Satu tugas yang tidak mudah. Saya harus melayani pembayaran gaji guru yayasan dan guru negeri yang berkarya di sekolah yayasan.
Yayasan As'tanara dengan jumlah 58 sekolah, dengan kapasitas guru 500 orang guru, baik swasta maupun negeri, tentu bukanlah pekerjaan yang mudah. Saya merasa berat, tetapi tidak ada pilihan lain.
Lima tahun sudah saya bekerja sebagai pastor pembantu di paroki dan pekerjaan sampingan sebagai bendahara yayasan. Bagi saya yang perlu diperhatikan adalah soal manejemen waktu.
Yang berat itu bukan soal pekerjaan pokok atau pekerjaan sampingan, tetapi soal bagaimana kita mengatur waktu dengan baik agar semua pekerjaan bisa berjalan dengan baik. Kita pasti inginkan supaya keduanya berhasil, atau berjalan dengan lancar, maka kuncinya adalah tergantung kita mengatur waktu.
Berdasarkan pengalaman saya, semuanya pekerjaan bisa saya kerjakan dengan baik, karena sudah ada pembagian waktu, berapa jam harus saya gunakan untuk mengatur pekerjaan pokok dan berapa jam saya harus gunakan untuk mengejar pekerjaan tambahan.
Jangan sampai kita menunda pekerjaan, bila kita menunda, maka pekerjaan akan menumpuk, efeknya kita bisa depresi.
Hal lain yang turut mendukung adalah, rangkulah orang lain, sebagai rekan kerja. Bila kita bekerja di kantor, jangan sampai menyepelekan rekan kerja, atau tim kerja, karena kehadiran mereka bisa membantu memperlancar pekerjaan kita. Jangan paksa diri untuk bekerja sendiri karena kemampuan kita terbatas.
Belajarlah dari pengalaman, supaya anda tidak jatuh dalam kesalahan yang sama. Pada awalnya mungkin kita kewalahan, tetapi seiring berjalannya waktu saya percaya semua kesulitan pasti kita atasi dengan baik.
Atambua.30.03.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H