Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Overthinking, Kelihatan Remeh-temeh tapi Kadang Sakitnya di Hati

20 Maret 2021   14:34 Diperbarui: 20 Maret 2021   14:41 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Overthinking atau memikirkan suatu problem secara berlebihan sudah sering saya alami. Bahkan pernah saya tidak bisa tidur, bolak-balik di ranjang, utak-atik handphone sampai pagi.

Hal yang sering bikin overthinking adalah masalah pekerjaan, terutama dengan rekan kerja. Pekerjaan sudah menumpuk, belum lagi orang-orang di sekitar apatis dan terkesan malas tahu.

Kalau soal mendapat teguran dari admin kompasiana, bahkan tulisan masuk karantina sih, masih mandingan, meski kadang bikin sakit perut hehehehe.. apa lagi sudah ditegur ga ada hak untuk bertanya dan mendapat alasan mengapa dikarantina, itu ma biasa. Masih bisa didiamkan.

Pokoknya hal yang paling menyita pikiran adalah soal pekerjaan dan relasi dengan orang-orang sekitar. Pernah saya sakit hati, jengkel, marah, hampir menyerah dan putus asa, karena saya merasa pengorbanan yang telah saya buat selama ini tidak dihargai.

Sudah capek kerja, korban tenaga, waktu, korban perasaan, ehhhh.. malah dipandang sebelah mata, rasa sakitnya menembus di jantung, ga bisa tidur, hampir game over.. Beruntung di dalam pergulatan dengan diri dan poblem yang datang bertubi-tubi, akhirnya saya menemukan solusi yang tetap saya pegang hingga saat ini.

Jadi teman-teman, bila anda berada dalam situasi itu, cobalah terapkan solusi yang sudah menolong saya.

1. Mengikhlaskan, mengobati hati yang luka.

Ada saat di mana kita berjuang, tetapi orang tidak ada yang mengharagai perjuangan kita. Diharagai saja tidak, apa lagi dipuji, mimpi. Padahal kita merasa sudah berdarah-darah, tetapi ketika ada hasil, orang lain yang menikmatinya dan anda merasa ditinggalkan, disepelehkan, tidak dianggap.

Cara yang ampuh adalah ikhlaskan hasilnya. Berjuanglah semampunya dan ikhlaskan hasilnya. Ada saat dimana anda harus berjuang dan biarkan orang lain menikmatinya, tetapi pada waktunya nanti, orang lain berjuang dan anda akan menikmatinya. 

Jadi mengikhlaskan hasil perjuangan, menentramkan hati yang luka.

2. Obat untuk menghalau overthinking adalah diri sendiri. Sakit hati sering membuat beban bagi diri sendiri, kita susah tidur, susah berinteraksi dan bahkan mendatangkan penyakit. Bagi yang mengalaminya, berusahalah bersikap tenang dan menguasai diri. Tidak ada obat untuk menyembuhkan luka bathin selain diri sendiri. Tenangkan diri, percayalah waktu akan mengubah semuanya. Seiring berjalannya waktu, anda akan sadar apa makna dibalik peristiwa yang terjadi. Intinya jangan kalap dan bertindak nekat.

3. Keluarkan apa yang mengganjal di hati. Carilah teman yang pas dan keluarkan unek-unek, biar tidak menjadi beban. Jangan pikul sendiri, dan jangan pendam karena bisa makin akut.

Bila sulit berkomunikasi dengan teman, tuangkan semuanya dalam diary, buku catatan harian, biar tidak menjadi beban bagi pikiran, tidak oberthinking. Ada badai dalam hidup, tetapi percayalah bahwa badai pasti berlalu.

4. Berserah diri pada Yang Kuasa. Masuklah ke dalam diri, dan serahkan semua beban hidupmu pada Yang Kuasa. Yakinlah bahwa Tuhan tidak akan mencobaimu melebihi batas-batas kemampuanmu. Lepaskan semua beban pikiran maka anda akan benar-benar enjoy dalam hidup. Katakanlah pada dirimu, diamlah sejenak.

Hidup memang tidak semudah membalikan telapak tangan, tetapi Tuhan telah memberikan akal budi bagi kita untuk mempermudah hidup yang sulit. Gelap itu pasti, tetapi habis gelap terbitlah terang. Hidup adalah bagian dari persoalan dan sekaligus solusi yang harus dijalani.

Atambua, 19.03.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun