Overthinking atau memikirkan suatu problem secara berlebihan sudah sering saya alami. Bahkan pernah saya tidak bisa tidur, bolak-balik di ranjang, utak-atik handphone sampai pagi.
Hal yang sering bikin overthinking adalah masalah pekerjaan, terutama dengan rekan kerja. Pekerjaan sudah menumpuk, belum lagi orang-orang di sekitar apatis dan terkesan malas tahu.
Kalau soal mendapat teguran dari admin kompasiana, bahkan tulisan masuk karantina sih, masih mandingan, meski kadang bikin sakit perut hehehehe.. apa lagi sudah ditegur ga ada hak untuk bertanya dan mendapat alasan mengapa dikarantina, itu ma biasa. Masih bisa didiamkan.
Pokoknya hal yang paling menyita pikiran adalah soal pekerjaan dan relasi dengan orang-orang sekitar. Pernah saya sakit hati, jengkel, marah, hampir menyerah dan putus asa, karena saya merasa pengorbanan yang telah saya buat selama ini tidak dihargai.
Sudah capek kerja, korban tenaga, waktu, korban perasaan, ehhhh.. malah dipandang sebelah mata, rasa sakitnya menembus di jantung, ga bisa tidur, hampir game over.. Beruntung di dalam pergulatan dengan diri dan poblem yang datang bertubi-tubi, akhirnya saya menemukan solusi yang tetap saya pegang hingga saat ini.
Jadi teman-teman, bila anda berada dalam situasi itu, cobalah terapkan solusi yang sudah menolong saya.
1. Mengikhlaskan, mengobati hati yang luka.
Ada saat di mana kita berjuang, tetapi orang tidak ada yang mengharagai perjuangan kita. Diharagai saja tidak, apa lagi dipuji, mimpi. Padahal kita merasa sudah berdarah-darah, tetapi ketika ada hasil, orang lain yang menikmatinya dan anda merasa ditinggalkan, disepelehkan, tidak dianggap.
Cara yang ampuh adalah ikhlaskan hasilnya. Berjuanglah semampunya dan ikhlaskan hasilnya. Ada saat dimana anda harus berjuang dan biarkan orang lain menikmatinya, tetapi pada waktunya nanti, orang lain berjuang dan anda akan menikmatinya.Â
Jadi mengikhlaskan hasil perjuangan, menentramkan hati yang luka.
2. Obat untuk menghalau overthinking adalah diri sendiri. Sakit hati sering membuat beban bagi diri sendiri, kita susah tidur, susah berinteraksi dan bahkan mendatangkan penyakit. Bagi yang mengalaminya, berusahalah bersikap tenang dan menguasai diri. Tidak ada obat untuk menyembuhkan luka bathin selain diri sendiri. Tenangkan diri, percayalah waktu akan mengubah semuanya. Seiring berjalannya waktu, anda akan sadar apa makna dibalik peristiwa yang terjadi. Intinya jangan kalap dan bertindak nekat.