"Begitu besar kasih Allah akan dunia, sehingga Ia rela mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang pecaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal."
Hingga menginjak usia 50 tahun pernikahan, kasih itu tetap ada. Itulah satu-satunya kekayaan terbesar yang mereka miliki. Di saat istrinya menghadapi sakhratul maut, saat-saat kritis, ia tetap berdiri di sampingnya, dengan suara gemetar dan terputus-putus, ia melantunkan lagu; my love will never die; Â cintaku tidak pernah mati. Ia percaya, kasih itu tidak akan pernah mati meski raga tak bernyawa.
Kekuatan besar dalam menjalani hidup ini adalah cinta. Kita tercipta karena kasih, kita kuat karena kasih, Â kita bertahan karena kasih dan kita diselamatkan itu juga karena kasih. Kasih itu kekuatan besar dalam hidup.
Hari ini Tuhan membuktikan kepada kita bahwa Ia sungguh mengasihi kita. Kasih itu ditunjukkan dengan mengorbankan putranya yang tunggal. Injil hari ini mengatakan;Â
"Anak manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia, sehingga Ia rela mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang pecaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal."(Injil Minggu, 13/03/2021, Yoh.3:14-15).
Ada tiga kenyataan konkret dari manifestasi cinta Allah:Â
1. Saat Putra manusia ditinggikan di salib. Ia harus disalibkan, Ia harus menjadi korban sembelihan, karena kasih dan demi keselamatan kita manusia.
2. Atas nama cinta, Allah rela menjadi manusia, bahkan lebih hina dari manusia demi keselamatan manusia.
3. Allah datang sebagai terang untuk menerangi manusia dan demi keselamatan manusia. Terang telah datang ke dalam dunia. Inilah manifestasi cinta Allah kepada manusia. Allah memberikan cintanya bagi kita.
Relevansinya bagi kita
Masa tobat harus membuat kita sadar bahwa sering kita kurang percaya, iman kita lemah dan goyah. Kita mau mengembalikan kepercayaan kita pada jalan yang benar. Terang telah datang, karena itu kita harus menerima terang bukan tetap berada dalam kegelapan.
Masa prapaskah adalah masa dimana kita menyadari dan mengakui bahwa Allah telah mengasihi manusia. Meski terkadang kita mengabaikan kasih Allah. Kasih Tuhan besar bagi kita bahkan karena kasih ia rela ditinggikan, tetapi sering kita mengkhianati kasihNya.
Masa prapaskah menjadi kesempatan bagi kita untuk memulihkan diri, kembali pada jalan yang benar. Siapa yang berbuat jahat, ia telah membenci terang yang telah datang kepadanya. Terang akan datang untuk menerangi jalan hidup manusia.
Orang yang percaya kepada Tuhan itu bukan berarti tidak mengalami cobaan. Orang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata. Orang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan. Orang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit.Â
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita. Ia harus ditinggikan supaya kita diselamatkannya.
Atambua, 13.03.2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI