Setelah saya menyimak konferensi pers yang bapak sampaikan dengan mengatakan bahwa bapak merasa berdosa, dan mohon ampun karena sudah terlanjur membesarkan Moeldoko, saya pikir bapak tidak boleh merasa bersalah dan berdosa, beliau memang terbaik pada masa itu. Justru dengan peristiwa sekarang bapak bisa tahu siapa kader yang militan dan siapa yang tidak.
Ayolah pak, panggil semua kader dan evaluasi, tanyakan pendapat mereka, apa maunya mereka, jangan sibuk konferensi pers, biar semuanya jelas dan terang benderang. Bila mayoritas kader menginginkan yang lain, jangan paksa karena bisa berakibat fatal. Bapak pasti tahu, perjalanan partai, siapa yang berjuang, siapa yang tidak. Berikan juga kepercayaan pada mereka yang pernah berjasa untuk Partai Demokrat.
Saya menulis surat ini karena kecintaan saya kepada bapak. Saya orang kecil, tetapi saya berani menulis surat ini karena saya juga pernah menyumbang suara untuk bapak, bahkan dua kali berturut-turut, ketika bapak mencalonkan diri menjadi presiden.
Mungkin ini saja yang bisa saya sampaikan dalam surat saya ini. Saya sampaikan terima kasih bila bapak mau membaca surat ini. Terakhir, saya berdoa, semoga bapak bisa mengatasi kemelut ini dengan bijaksana. Sampaikan salam saya untuk mas AHY, dari saya, orang kecil di batas negara RI-Timor Leste.
Atambua, 06.03.2021