"....kita harus ngomong apa adanya, data yang saya miliki 34% kemiskinan ada di sini." Kata Jokowi.
Hari ini Presiden Jokowi bertandang ke NTT. Jokowi bersama rombongan lepas landas menuju Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kabupaten Sikka, NTT menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta.
Ada dua agenda utama Jokowi ke NTT yakni: Pertama, meninjau lokasi food estate atau lumbung pangan yang terletak di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah. Kedua, meresmikan sekaligus meninjau Bendungan Napun Gete. Bendungan itu telah dibangun sejak tahun 2016.
Bagi saya, ada dua hal menarik yang di sampaikan Jokowi. Pertama, Jokowi mengemukakan, 34% angka kemiskinan nasional disumbang dari Provinsi NTT. Karena itu, ia menginginkan panen padi bisa dilaksanakan lebih dari sekali selama setahun untuk mengurangi angka kemiskinan.
Angka kemiskinan di provinsi ini tercatat masih tinggi yakni mencapai 34%. Karena itu, pemerintah tengah membangun proyek lumbung pangan atau food estate seluas 5.000 hektare di Kabupaten Sumba Tengah.
![Gambar.rakyatntt.com/Bendungan Napun Gete di Kab. Sikka NTT yang diresmikan Jokowi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/23/20210223-190155-6034e2ac8ede48103e64a162.jpg?t=o&v=770)
Memang, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data kemiskinan dan peringkat kemiskinan menurut provinsi di Indonesia. Di posisi ketiga ditempat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan persentase kemiskinan 21,21%.
Kenyataan inilah yang haus membuat saya dan masyarakat NTT sadar. Hari ini kita menyumbangkan kemiskinan terbanyak bagi negara. Perhatian pemerintah pusat, dalam hal ini bapak presiden, harus membangkitkan semangat kita untuk keluar dari belenggu kemiskinan. Semboyan Jokowi, kerja, kerja dan kerja harus menggugah nurani kita.
Mungkin kita malu, karena dikatakan provinsi termiskin ketiga, tetapi inilah kenyataan yang harus segera disikapi oleh seluruh masyakarat NTT. Pemerintah pusat memiliki perhatian besar bagi NTT, tinggal kita menangkap peluang yang ada. Jangan malu dikatakan provinsi miskin tetapi, malu kalau kita tidak memiliki daya juang dan kemauan yang kuat untuk keuar dari belenggu kemiskinan.
Kedua, Dari kunjungan Jokowi, kita menyaksikan dan mengakui kepedulian presiden bagi NTT. Saya terharu, betapa tidak Jokowi rela bermandikan hujan, demi kita orang NTT. Siapa lagi presiden yang memiliki niat yang tulus kalau bukan Jokowi?
Dari postingan video yang tersebar di medsos, kita lihat betapa besar pengorbanan seorang pemimpin bagi rakyatnya. Menyaksikan pengorbanan Jokowi, netizen berkomentar, "memang pemimpin terbaik."
![Gambar.m.bisnis.com./Jokowi bersama rombongan di lokasi Food Estate Sumba Tengah NTT](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/23/20210223-190214-6034e2fdd541df0fdb72d972.jpg?t=o&v=770)
Pemerintah telah berupaya, tetapi bila kita tidak merubah mental kita, Â biar pun presidennya terbaik sedunia, biarpun Jokowi menyiapkan air, (bangun bendungan dan sumur bor), tetapi bila kita malas, kita akan tetap seperti ini, menyandang nama besar sebagai provinsi termiskin ketiga.
NTT memiliki beberapa potensi yang bisa dikembangkan diantaranya, sektor pariwisata, pertanian, peternakan. Bila kita focus mengembangkan potensi yang ada, maka percayalah perlahan-lahan kita akan mengurangi angka kemiskinan.
Ayo, mari kita menangkap peluang ini, dan berjuang untuk keluar dari belenggu kemiskinan. Kerja, kerja dan kerja. Jika tidak, lagu yang sama akan kita nyanyikan setiap tahun, 'aku masih seperti yang dulu.'
Atambua, 23.02.2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI