Menyikapi masalah ini, tentu dibutuhkan peranan semua pihak, orang tua, sekolah, masyarakat sebagai agen utama, mengembalikan dan menanamkan budaya membaca kepada anak-anak yang semakin hari semakin menurun.
Ada banyak kelompok literasi yang berjuang mendampingi anak-abak, dengan model pendekatan baru dan menarik minat anak-anak misalnya; Kelompok Lopo Cerdas, Komunitas Terang Lakaan, Kominitas Lorosae, Komunitas Pensil, Rumah Cerdas Oan Tasi, dan masih banyak kelompok lain, yang telah bergelut dalam dunia literasi di Kabupaten Belu.
Kita mengapresiasi semangat pengorbanan mereka. Kelompok-kelompok ini adalah relawan, yang bergerak apa adanya. Mereka pasti membutuhkan dukungan kita, baik dukungan moril dan materil, misalnya mendonasikan buku-buku layak baca, untuk anak-anak kita.
Kata orang bijak, "Ruangan tanpa buku ibarat tubuh tanpa jiwa. Hidup tanpa buku seperti ruang gelap tak berlampu." Harus diakui bahwa tidak semua anak mempunyai akses terhadap buku.
Mari berdonasi buku sebab memberi buku kita memberi ilmu, dengan memberi ilmu, kita memberi bekal masa depan bagi anak-anak kita. Kita cuman perlu satu buku untuk jatuh cinta pada membaca.
Atambua, 18.02.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H