Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Keripik Kulit Pisang dan Batang Pisang ala Umat Paroki Santo Gabriel Kapi, Agats Papua

15 Januari 2021   15:52 Diperbarui: 16 Januari 2021   21:53 1477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto.dok.pribadi/Pastor Paroki Kapi Rm. Heri Ola, Pr, Bersama anak Pastoran membuat Keripik dari Batang Pisang

2. Keripik kulit pisang

"Caranya, kulit pisang diiris kecil-kecil dan tipis-tipis, kemudian direndam dengan air garam secukupnya selama dua malam. Selanjutnya dicuci bersih dan dibumbui. Bumbunya sama saja seperti bumbu keripik batang pisang. Begitu pula tepungnya sama juga baru digoreng." Demikian kata Rm. Hery Ola, Pr. Pastor Paroki Kapi.

Foto.dokpri./Keripik batang pisang dan kulit pisang siap dipasarkan
Foto.dokpri./Keripik batang pisang dan kulit pisang siap dipasarkan
Masa pandemi covid-19, memaksa kita untuk dia di rumah. Keadaan ekonomi kita pun semakin memburuk. Bila kita kehilangan kreatifitas memanfaatkan banyak waktu di rumah maka yang ada hanyalah penderitaan dan kebisanan.

Bagi saya, inilah salah satu cara kreatif yang digagas oleh anak-anak pastoran St. Gabriel Kapi. Corona tidak membuat mereka kehilangan kreatifitas tetapi menjadi peluang bagi mereka untuk berusaha, dengan memanfaatkan bahan yang ada disekitar.

foto.dok.pribadi/Gereja Paroki Kapi Keuskupan Agats Papua
foto.dok.pribadi/Gereja Paroki Kapi Keuskupan Agats Papua
Saya menaruh respek terhadap cara kreatif yang dilakukan oleh orang Asmat di Kapi. Kreatifitas anda sekalian membuka mata kami untuk tidak pasrah dan mengeluh dengan keadaan yang terjadi tetapi tantangan corona harus menjadi peluang berusaha, berkreasi, serta mendatangkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari. 

Teruslah berjuang, kalian adalah anak-anak Tuhan yang hebat.

Atambua, 15.01.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun