Berbicara tentang hak, sesungguhnya tidak terlepas dari kewajiban. Sebaliknya bicara tentang kewajiban harus diselaraskan dengan hak. Hak adalah sesuatu yang kita dapatkan, sementara kewajiban adalah apa yang mesti kita lakukan. Harus ada keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Injil hari ini berbicara tentang kewajiban kita sebagai warga masyarakat dan umat Allah. Orang Farisi mengajukan pertanyaan untuk menjebak Yesus.
"Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?". Ini adalah pertanyaan jebakan.
Jika Yesus mengatakan ya, artinya Ia mengakui pemerintahan Romawi. Menurut keyakinan Yahudi, tanah milik turun temurun yang diberikan Allah. Tidak boleh diganggu, apa lagi dipajak. Jadi pungutan pajak merupakan ajaran yang melawan ajaran agama Yahudi.
Jika Yesus mengatakan tidak, maka Ia berhadapan dengan pemerintahan Romawi yang akan membinasakannya. Ia dianggap melawan pemerintahan Romawi.
Yesus bertanya,
 "Gambar dan tulisan siapakah ini?"
Mereka menjawab,
"Gambar dan tulisan kaisar".
Kata Yesus,
"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan dan berikanlah kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah".
Apa pesan injil hari ini?
1. Segala sesuatu harus dikembalikan kepada pemiliknya. Mata uang logam bergambar kaisar, perlu dikembalikan kepada kaisar, demi keberlangsungan hidup, demi kesejahteraan bersama.
2. Hidup harus dikembalikan kepada pemiliknya yakni Allah sendiri. Sumber dan tujuan hidup adalah Allah, maka harus dikembalikan kepada Allah.
3. Gambar dan tulisan dicetak pada mata uang logam, harus dikembalikan kepada pemiliknya, tetapi di hati manusia, dicetak gambar Allah yang merajai seluruh hidup kita. Kita memberi diri kita untuk kehidupan dunia, tetapi seluruh hidup kita adalah milik Allah.
Allah telah mencetak diriNya di hati kita. Tuhan tergambar di hati kita. Dialah sumber dan tujuan hidup kita. Hidup harus diarahkan kepada Sang empunya hidup yakni Allah sendiri. Biarkan Tuhan tergambar di hati kita. Biarkan dia merajai hidup kita. Semoga***
Katedral Atambua, 18.10.2020
Rm. Kris Fallo, Pr
Kotbah Minggu biasa XXIX