Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita Hanyalah Penggarap Kebun Anggur Tuhan

4 Oktober 2020   16:03 Diperbarui: 4 Oktober 2020   16:29 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Renungan Minggu Biasa XXVII)

Saling percaya merupakan kunci keutuhan sebuah relasi. Sulit kita bicara sebuah relasi salama kita tidak saling percaya. Bisakah pria dan wanita hidup bersama bila tidak saling percaya?

Pada prinsipnya setiap orang ingin dipercaya. Dalam ilmu ekonomi ada istilah kredit. Memberikan kredit sama dengan memberikan kepercayaan. Kredit dari kata bahasa Latin, credere artinya kepercayaan.

Kepercayaan itu mahal karena butuh bukti, bukan sekedar janji. Semakin banyak diberi tanggung jawab, semakin besar pula yang dituntut dari kita. Sekali saja mengabaikan kepercayaan, selanjutnya akan sulit untuk mendapatkanya kembali.

Bapa memanggil kita menjadi penggarap kebun anggur Tuhan. Menjadi penggarap kebun anggur adalah kehormatan dan kepercayaan. Kita dipercaya maka kita tugas kita adalah bekerja dengan setia, sungguh-sungguh dan menjaga kepercayaan yang diberikan.

Yang perlu kita sadari adalah kita hanyalah penggarap kebun anggur dan bukan pemilik. Konflik terjadi karena para penggarap mengklaim diri sebagai pemilik dan bukan penggarap.

Sering kita lupa diri. Sering kita bertindak seperti penggarap kebun anggur, merasa memiliki, berkuasa, hebat, tinggi. Saat kita diberi kepercayaan kita merasa tinggi, dan merasa sebagai pemilik. Bahkan kita berusaha menjatuhkan atau membunuh pemilik kebun anggur.

Meminjam kata-kata Ahok, "Kekuasaan itu milik Tuhan". Tuhan yang memberi kita dan Dia yang memilih, menentukan mengintervensi, bahkan menginterupsi orang-orang seturut kehendak-Nya. Terkadang, apa yang tidak mungkin di mata manusia justru menjadi mungkin di mata Tuhan.

Mari kita jaga kepercayaan. Mari kita setia. Mari kita sadar bahwa kita hanyalah penggarap kebun anggur dan bukan pemilik. Semoga***

Atambua, 04.10.2020
Rm. Kris Fallo, Pr

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun