Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gelisah saat Pensiun

5 Mei 2020   17:00 Diperbarui: 5 Mei 2020   21:32 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang tua tidak siap saat masuk usia pensiun. Gelisah. Kalangkabut, bingung tak tahu apa yang akan dikerjakan. Tak heran, banyak yang stres, strok, akhirnya stop.Yang merasuki pikirannya adalah, masuk usia pensiun artinya sudah tua, tak berdaya, ditinggalkan, dan dekat-dekat kematian.

Pikiran picik seperti ini, membuat orang tidak bahagia. Stres, marah2, suka tersinggung, kaya anak kecil, dan takut.

Bila pikiran ini, dibiarkan, dan dihidupi terus-menerus, bisa menjadi penyakit bagi yang berasangkutan. Tak heran sering kita dengar kata orang, "Dulu masih segar, setelah pensiun mulai sakit-sakit, cepat tersinggung, tambah lagi kekanak-kanakan".

Gelisah akan hari-hari pensiun, sering membuat orang bertindak diluar dugaan: omong seenaknya, tidak tau diri, GEGANA: gelisah, galau, merana. Apa lagi saat masih muda, selalu dihormati, disegani, punya jabatan, kekuasaan, pokonya selalu di atas dan tidak pernah turun jabatan

Heri Pujianto menulis: Mengapa orang gelisah saat pensiun: "Karena apa? Karena kebutuhan hidup belum berkurang banyak sedangkan penghasilan sudah berkurang banyak dan tidak mencukupi untuk biaya hidup atau bahkan tidak memiliki lagi dana untuk hidup pada masa pensiun (tidak memiliki dana pensiun).

Akhirnya ada yang tergantung kepada pihak lain. Masih beruntung jika ada anak atau keluarga yang bisa membantunya.

Tetapi ada yang terpaksa tetap bekerja dengan kondisi yang sudah memprihatinkan (tidak layak untuk bekerja secara fisik).

Mereka terpaksa bekerja keras sepanjang hidup. Mereka tidak memiliki masa pensiun apalagi menikmati masa pensiun.

Hal ini bisa dicegah jika kita memilki dana pensiun. Memiliki uang atau penghasilan yang kita peroleh pada masa pensiun tanpa harus bekerja lagi.

Penghasilan tersebut harus cukup untuk membiayai kehidupan kita tanpa harus menurunkan derajat kehidupan ekonomi (menurunkan biaya dan gaya hidup)." (Kompasiana 11 Januari 2020).

Maka kunci untuk menikmati hari pensiun adalah:

1. Sadari dan terima kenyataan:
Perlu ada kesadaran dalam diri, akan kenyataan yang harus dihadapi, harus terima, ditinggalkan, karena hilangnya jabatan. Bahwa setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya.

2. Tekuni hobby.
Lakukan pekerjaan ringan, yang menjadi hobbymu, misalnya beternak, menata pekarangan. Intinya kerja untuk membahagiakan diri.

3. Luangkan waktu untuk rekreasi.
Anda mesti punyak lebih banyak waktu untuk rekreasi, refreshing. Jangan sampai jam kerja lebih banyak dari saat masih aktif.

4. Dekatkan diri kepada Tuhan
Nikmati hidup, bersyukur dan dekatkanlah diri pada Tuhan. Iman menentramkan jiwa. Hadapi hidup dengan iman. Percayakan hidupmu pada yang kuasa.

Sadar diri dan tahu diri. Jangan sampai berlagak seolah masih kuat, mampu, padahal sudah beruban dan suara mulai hilang perlahan-lahan.

Atb. 05 Mei 2020
Rm. Kris Fallo, Pr

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun