Test Mental PSSI Dalam Pertemuan FIFA dengan Stake Holder Sepak bola Indonesia
Ada hal menarik terkait kunjunganFIFA Ke Indonesia, dalam kunjungannya tersebut FIFA Mempunyai jadwal antara lain bertemu dengan Presiden Jokowi (Pemerintah) lalu bertemu dengan PSSI, APPI, Wartawan Olahraga dan PT Liga Indonesia.
Ketika Pertemuan Antara FIFA dengan Presiden Jokowi di Istana Presiden, seorang Agum Gumelar (Dewan Kehormatan PSSI) Ngotot dan melobi 2 kali agar di ikut sertakan dalam pertemuan tersebut. Namun hal itu tidak diperbolehkan oleh pihak Istana. Tentunya ada pertimbangan tertentu kenapa sampai pihak Istana tidak membolehkan Dewan Kehormatan PSSI tersebut ikut dalam rapat.
Pertemuan Selanjutnya pada hari Kedua (3 November 2015) FIFA menemui APPI, lalu FIFA menemui Wartawan-Wartawan Olahraga dan terakhir FIFA menemui PT.Liga Indonesia. Ketiga pertemuan tersebut hanya berlangsung 1-2 jam saja, dan dari Ketiga Pertemuan tersebut PSSI selalu menghadiri rapat tersebut. Entah apa kepentingan PSSI dalam mengikuti 3 pertemuan tersebut. Kalaulah pertemuan FIFA dengan PT Liga Indonesia wajar jika PSSI Ikut hadir.
Namun untuk Pertemuan FIFA Dengan APPI dan dengan Assosiasia Wartawan Olahraga Indonesia apa kepentingan PSSI? Apakah PSSI mengakui APPI sebagai Anggotanya? Bukankah sebelumnya PSSI hanya mengakui APSNI.
Lalu apakah Asosiasi Wartawan Olahraga Indonesia juga merupakan anggota PSSI yang punya hak suara dalam Kongres? Jikalau tidak, lalu kenapa PSSI memaksa ikut dalam pertemuan tersebut.
Disini terbayang sudah bahwa jika PSSI Ikut dalam 2 pertemuan tersebut pastilah mereka memakai Test Mental, atau juga mengkondisikan pengurus APPI dan Wartawan Olahraga agar tidak terlalu vulgar dalam mengungkapkan hal yang sebenarnya terjadi dalam pesepakbolaan Indonesia saat ini, hal-hal Vulgar tersebut seperti banyak pemain yang tidak dibayarkan gajinya oleh Klub sampai berbulan-bulan dan PSSI membiarkan hal itu, atau adanya pemain Asing yang mati atau adanya sepak bola gajah. Serta adanya dugaan match fixing.
Jika PSSI tidak ikut serta dalam pertemuan FIFA dengan APPI dan Pertemuan FIFA dengan Wartawan Olahraga, pastilah bukan hanya “penderitaan” pemain akibat tidak ada kompetisi resmi saja yang diungkap oleh APPI Kepada FIFA, akan banyak hal-hal lain diatas yang diungkap oleh mereka. Terlihat sekali dalam video-video berita bahwa APPI masih ewuh pakewuh dengan pengurus PSSI, masih ada perasaan takut dengan PSSI sehingga mereka tidak mengungkapkan semuanya penderitaan Pemain selama ini.
Lalu bagaimana dengan test mental PSSI Terhadap Wartawan Olahraga Indonesia, andalah yang bisa menjawabnya sendiri….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H