Mohon tunggu...
Chris D.a
Chris D.a Mohon Tunggu... -

Just an ordinary man. Hard-worker, husband, father

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

We Can, I Can (Hidup Bersama Kanker)

4 Februari 2016   20:47 Diperbarui: 5 Februari 2016   16:52 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bulan Oktober 2014 vonis itu jatuh pada saya "tanpa sengaja". Saat itu saya menjalani cek darah & dari situ ketahuan bahwa komposisi darah saya sudah ndak normal lagi.

Kaget, sedih, marah, putus asa, semuanya campur aduk ketika mengetahui bahwa sejarah kembali berulang pada saya. Tapi adik laki-laki saya yang sudah pergi tapi "masih ada" menyuruh saya bangkit. "Kamu masih punya keluarga yang harus dibahagiakan Mas!" begitu katanya.

Maka saya ndak punya pilihan lain. Bila 3 orang terdekat dalam hidup saya belum ada yang berhasil menjadi penyintas (survivor) maka saya bertekad untuk menembus batas itu. Sesulit apapun, sesakit apapun, bagaimanapun efeknya. Sepertinya ndak terlalu sulit karena menurut dokter harapan hidup saya masih bisa mencapai 10-20 tahun lagi bila saya mendapat penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi. Mungkin harapan & kesempatan itu bisa sedikit berkurang karena faktor saluran cerna saya yang memang sudah rewel dari awalnya. Bagaimanapun saya harus tetap mencoba dan berjuang. Saat ini saya memang masih dalam masa remisi, sedang berusaha sekuat tenaga untuk menjadi seorang penyintas.

Selain penanganan yang benar masih ada hal lain yang bisa menjadi faktor penting menuju tahap penyintas. Dukungan keluarga, cinta, doa, pikiran positif, semangat, kemauan untuk menjalani hidup senormal mungkin (berkegiatan positif, bekerja), kehidupan sosial yang baik, semuanya bisa mendorong seorang penderita kanker untuk meraih kesempatan & kemungkinan menambah "jam terbang" kehidupannya.

Kanker bukan penyakit menular, masih menjadi penyakit yang (sangat) mahal, ada kemungkinan terjerat di dalamnya karena faktor "nasib" (sudah berusaha hidup sehat tapi tetap saja kejebur karena faktor genetik), tapi bukan berarti sesuatu yang ndak bisa dicegah & dilawan. Menerapkan pola hidup sehat tetaplah menjadi faktor penting dalam mencegah datangnya suatu penyakit. Juga selalu hidup dalam lingkaran pikiran & perbuatan positif. Ndak boleh lupa bahwa kita juga ndak boleh abai terhadap kondisi kesehatan kita sendiri (deteksi dini). Tak kalah penting adalah selalu mendekatkan diri pada Tuhan karena Dia lah sang empunya kehidupan.

Tak ada yang tak mungkin bila Dia berkehendak. Pun kesembuhan. Tapi bila yang ada di depan mata adalah kekalahan, setidaknya kita masih punya tempat untuk bertumpu, yaitu tanganNya sendiri. Berharap setiap detik kehidupan kita menjadi jauh lebih berharga karena dekat denganNya. Berharap semua hal baik & positif yang pernah kita lakukan bisa menjadi nilai tersendiri untuk pertimbangan akan ditempatkan di alam mana kita kelak.

Ada satu catatan yang ditinggalkan almarhum adik laki-laki saya:

"Hidup adalah perjuangan. Menang atau kalah itu hanya hasil akhir. Kalau kita berjuang setidaknya kita sudah menang satu langkah. Selalu minta pada Tuhan agar memberi kekuatan untuk berjuang. Lalu tersenyumlah, maka dunia akan tersenyum bersamamu."

 

__________

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun