Bergabungnya aspek multimedia dengan jurnalisme mempermudah masyarakat informasi untuk mendapatkan dan menyebarluaskan kembali berita yang diterima.
Membaca teks yang panjang cenderung terkesan membosankan. Mungkin, seperti itulah gambaran berita yang ditemukan sebelum era jurnalisme multimedia.
Sekarang, membaca berita tidak lagi sekadar 'membaca' saja, melainkan melihat foto, menonton video, mendengarkan berita lisan, bahkan ada fitur interaktif yang membuat pembaca semakin memahami informasi yang disajikan.
Bagi mereka yang tertarik untuk bekerja di dunia jurnalisme, saat ini banyak inovasi yang membuat pekerja media berita bisa meningkatkan banyak kompetensi sekaligus. Misalnya, seorang jurnalis tidak hanya mampu meliput dan menulis berita, melainkan juga membuat output visual, audio, bahkan video.
Referensi
Campbell, D. (2013). Visual Storytelling in the Age of Post-Industrialist Journalism. World Press Photo.
Deuze, M. (2004). What is multimedia journalism?. Journalism Studies, 5(2), 139-152.Â
DENGARKAN VERSI PODCAST DI SINI!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H