Selamat datang di laman Kompasiana ini. Sebelum membaca artikel, cobalah untuk mengintip sejenak kecanggihan teknologi yang Anda gunakan saat ini. Dengan apa Anda sebagai pembaca mengakses laman situs Kompasiana? Pastinya internet.
Ingatkah Anda kapan pertama kali menjajal internet? Seperti apa waktu itu wujudnya?
Mungkin masih menggunakan kabel yang dikoneksikan ke perangkat komputer di meja kerja Anda; tidak ringkas dan tidak bisa dibawa kemana-mana.
Mungkin juga Anda mengenal internet pertama kali di ruang publik dan mengakses WiFi melalui perangkat telepon seluler yang Anda bawa kemanapun Anda pergi.
Dari tahun ke tahun, selalu ada saja perkembangan keren yang bisa ditemui dari satu wujud utama internet. Entah itu fitur tambahan, jangkauan yang diperluas, wujud fisik yang diperkecil, dan masih banyak lagi.
Artikel ini mengajak Anda untuk mengenali seperti apa perkembangan internet dari masa ke masa.
Pengertian Internet
Diambil dari bahasa Inggris, internet merupakan singkatan dari interconnected networking. Artinya adalah sistem jaringan yang meliputi jaringan komputer lokal hingga global dengan menggunakan beragam penghubung seperti teknologi elektronik, nirkabel, dan jaringan optik.
Internet memungkinkan penggunanya untuk mengunggah dan mencari informasi dengan banyak cara. Mulai dari membaca media berita, menulis artikel, hingga berkomunikasi dengan sesama pengguna internet.
Â
ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) adalah software mula-mula yang diciptakan oleh pihak militer Amerika Serikat, mulai dikenal sejak tahun 1970. Proyek ARPANET dibuat sebagai strategi Amerika dalam berperang, yang apabila terjadi serangan, berbagai macam informasi dapat dipindahkan dengan mudah tanpa harus terpusat di satu lokasi saja.
Berbagai standar yang diciptakan dan disempurnakan oleh proyek ini membangun sebuah protokol yang dikenal sebagai Transmission Control Protocol/Internet Protocol atau TCP/IP.
Awal mulanya, ARPANET hanya menghubungkan Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, dan University of Utah, yang kemudian diperkenalkan di tahun 1972. Namun, karena ketenarannya dalam berkembang, banyak universitas ingin bergabung dalam proyek ini.
ARPANET akhirnya dibagi menjadi dua. MILNET (Militer Network), untuk keperluan militer, dan ARPANET (dalam wujud yang lebih kecil) untuk keperluan non-militer, seperti universitas. Gabungan antara MILNET dan ARPANET dikenal dengan nama DARPA (Defense Advanced Research Project Agency), Â kemudian berubah menjadi DARPANET (Defense Advanced Research Project Agency Network), dan pada akhirnya dijadikan Internet.
Lebih detail lagi, di tahun 1974 teknologi internet semakin maju ditandai dengan ciptaan The British Post Office's Research Laboratory yaitu videotext. BBC (The British Broadcasting Corporation) turut membuat teletext yang disiarkan di televisi.
Sekitar tahun 1980, ARPANET mulai mengalami kemunduran yang disebabkan oleh virus. Muncullah kreasi baru yakni BITNET dan DNS (Domain Name System) serta TCP/IP yang mulai dikenal publik, membuat ARPANET perlahan-lahan menghilang di tahun 1990an, digantikan oleh internet.
Tahun 1983, Viewtron dirintis oleh surat kabar bernama Knight-Rider, sebuah sistem yang dapat mengirim berita eletronik langsung kepada pembacanya.
Lanjut di tahun 1988, Internet Prodigy memberikan fitur baru bagi pelanggannya yaitu adanya pembaruan berita langsung ke rumah komputer para pelanggannya setiap kali mereka melakukan login.
Tahun 1990anlah yang menjadi tanda adanya perkembangan internet dalam wujud yang besar, ditandai dengan terbitnya World Wide Web (www). Kemunculan web dituruti dengan kemunculan situs-situs berita yang mulai spesifik pada tema, topik, atau minat tertentu.
HTML atau Hypertext Markup Language muncul di tahun 1990, dibuat oleh tim Berners-Lee yang berkebangsaan Inggris.
Tahun 2003, blog mulai dikenal sebagai media penyebaran informasi yang cukup efektif di internet. Tahun 2005, para blogger mulai mencoba memasukkan video ke dalam konten mereka sehingga terlihat lebih menarik. Inilah masa-masa ketika YouTube mulai tren.
Untuk dapat mengakses web, ada banyak browser yang dikenali hingga saat ini. Misalnya, Mozilla Firefox, Internet Explorer, Google Chrome, Opera, dan masih banyak ragam lainnya.
Hingga tahun 2022 ini, web masih digunakan untuk mengakses berbagai kebutuhan yang dicari di internet. Tipe informasi yang dapat diperoleh di internet pun semakin beragam, tidak hanya teks saja, namun ada juga foto, video, dan audio.
Kelebihan dan Kekurangan Internet
Menurut Widodo (2020) dalam buku Jurnalisme Multimedia, ada beberapa kelebihan dan kekurangan internet, yakni sebagai berikut.
Kelebihan:
- Jangkauan yang global dapat menembus hingga berbagai negara
- Akses tanpa batas selama 24 jam
- Selalu update karena real time
- Nyaman untuk dipakai sebagai pengunggah maupun pencari informasi
- Mudah diakses dimanapun berada
- Relatif murah dibandingkan media cetak
- Interaktif dengan pengguna internet lainnya
Kekurangan:
- Anonimitas dalam internet membuat para penggunanya sulit diidentifikasi
- Terlalu banyak informasi menyulitkan pencarian informasi tertentu
- Banyaknya virus yang merusak data di internet
- Tidak semua informasi itu valid
- Ketergantungan pada Internet Service Provider (ISP)
Simpulan
Anda sebagai pembaca laman artikel Kompasiana ini telah membuktikan betapa canggih dan pesatnya peningkatan internet dari masa penciptaan hingga penyempurnaan. Manusia yang selalu memerlukan informasi tentu sangat dipermudah dengan adanya internet.
Namun, diketahui bahwa informasi yang berlalu-lalang sangatlah banyak dan sulit untuk disortir. Jadilah pengguna internet yang bijak ya!
Sumber
Gani, A. A. (2015). Pengenalan teknologi internet serta dampaknya. Jurnal Sistem Informasi Universitas Suryadarma. 2:71-86.
Rustam, M. (2017). Internet dan penggunaannya (survei di kalangan masyarakat Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan). Jurnal Studi Komunikasi dan Media. 21 (1): 13-24.
Setiawan, E. P. & Ismurjanti. (2018). Penggunaan internet sebagai sumber informasi dalam penyusunan karya ilmiah sma negeri 8 Yogyakarta. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan. 6 (2): 169-182.
Widodo, Y. (2020). Jurnalisme multimedia. Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta: Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H