Hanung Bramantyo sebagai Auteur
Melansir sejumlah sumber online seperti IDN Times (Anggraeni, 2021), suara.com (Endra, 2021), dan tirto.id (Azis, 2019), dapat ditemukan sejumlah film karya Hanung Bramantyo. Beberapa yang dapat disebutkan di antaranya Brownies (2004), Get Married (2007), Kamulah Satu-Satunya (2007), Ayat-Ayat Cinta (2008), Perempuan Berkalung Sorban (2009), ? (2011), Tendangan dari Langit (2011), Perahu Kertas (2012), Cinta tapi Beda (2013), Soekarno (2014), Rudy Habibie (2016), Surga yang Tak Dirindukan 2 (2016), Kartini (2017), Bumi Manusia (2019), Habibie & Ainun 3 (2019), dan Satria Dewa: Gatotkaca (2020).
Melihat banyaknya film karya Hanung Bramantyo di atas, dapat ditemukan beberapa film yang mengandung unsur tokoh dan sejarah di Indonesia, seperti pada film bertajuk Soekarno, Rudy Habibie, Kartini, Bumi Manusia, Habibie & Ainun, serta Satria Dewa: Gatotkaca. Contoh-contoh film ini menunjukkan bahwa Hanung sebagai sutradara gemar untuk mengangkat cerita klasik yang tenar di Indonesia tanpa lekang waktu.
Soekarno, Habibie, dan Kartini diketahui sebagai sosok yang berpengaruh pada masa lalu Indonesia. Soekarno dan Habibie adalah mantan presiden Indonesia, sedangkan Kartini adalah wanita tangguh yang memperjuangkan hak perempuan di tanah air.
Bumi Manusia bercerita tentang sosok Minke (nama karakter, bukan nama sebenarnya) yang merupakan seorang priyayi berdarah Jawa yang memiliki pola pikir berbeda dengan masyarakat konvensional pada zamannya. Minke cenderung menyukai gagasan ilmu pengetahuan yang dibawa oleh guru-gurunya yang berkebangsaan Belanda. Pada saat yang bersamaan, cara pikir orang Eropa yang dipelajarinya bertolak belakang dengan sistem penjajahan kolonialisme yang memposisikan masyarakat pribumi terletak di strata sosial ketiga setelah bangsa Eropa dan Tionghoa.
Contoh terakhir adalah Gatotkaca. Dengan sosoknya yang gagah perkasa, Gatotkaca dikenal sebagai legenda pahlawan Indonesia.
Sejumlah film yang telah dijelaskan menggambarkan bahwa Hanung gemar mengangkat kisah nyata tanah air untuk karya-karyanya. Meski banyak sutradara lain yang juga menciptakan film sejenis seperti Laskar Pelangi karya Riri Riza, Di Balik 98 karya Lukman Sardi, Jenderal Soedirman karya Viva Westi dan Hanung sendiri juga sering mengambil tema di luar sejarah Indonesia, namun konsistensi tema film Hanung cukup memberitahu bahwa ia menyukai kisah lokal Indonesia. Inilah yang menjadikan Hanung Bramantyo layak disebut sebagai seorang auteur asal Indonesia.
Daftar Pustaka
Anggraeni, P. (2021). Sering rajai box office, 10 film yang disutradarai Hanung Bramantyo. Diakses dari https://www.idntimes.com/hype/entertainment/putri-anggraeni/10-film-yang-disutradarai-hanung-bramantyo-c1c2