Mohon tunggu...
Hengki Setiawan
Hengki Setiawan Mohon Tunggu... -

Creativity booster, public speaker and writer.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi : Perangsang Kreativitas

5 Juli 2014   23:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:20 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi itu tokoh yang istimewa. Selain Dahlan Iskan, dialah pejabat publik yang layak dijadikan contoh kalau kita bicara tentang terobosan dan inovasi.

Jokowi itukreatif tapi yang paling penting juga inspiratif.

Karena itu  saya sering menggunakan Jokowi sebagai contoh dalam seminar dan tulisan saya tentang kreativitas, termasuk di buku saya Paspor Kreatif: Jurus Panas Menggapai Sukses.

Gaya blusukannya menjadi ‘trademark’ dan karena Jokowi lah istilah dalam bahasa Jawa ini dikenal luas oleh masyarakat.


Kalau mengacu pada 3 Jurus Panas Berpikir Kreatif yaitu Lirak Lirik, Mudah Terangsang dan Tidak Pernah Puas, apa yang dilakukan sebenarnya adalah bagian dari proses berpikir kreatif.


Tentang 3 Jurus Panas Berpikir Kreatif, silahkan baca di link ini.


Jokowi melakukan Lirak Lirik dengan cara blusukan. Jokowi mencari inspirasi untuk mencari solusi permasalahan langsung di lapangan.

Salah satu yang menyebabkan banjir ternyata adalah tidak berfungsinya waduk di Jakarta sebagaimana mestinya. Dengan melakukan blusukan Jokowi paham akan hal ini.

Bukan hanya paham tapi Jokowi Mudah Terangsang. Apa yg dilihat di lapangan direspon secara positif dan ditindaklanjuti. Waduk yg dulunya penuh dengan lumpur dan kotoran akhirnya dibenahi dan dikembalikan fungsinya.

Kalau Jokowi tidak Mudah Terangsang dan hanya melihat saja tanpa melakukan aksi, ya jadinya akan seperi gubernur gubernur sebelumnya yang mungkin juga tahu tentang masalah waduk tersebut tapi diam saja.

Jokowi juga Tidak Pernah Puas. Dia terus mencari terobosan baru untuk mengatasi masalah yang ada.

Kesediaannya untuk menjadi capres, menurut saya juga bagian dari jurus ketiga ini, Tidak Pernah Puas. Tentu dalam arti positif.

Setelah melakukan Lirak Lirik, Jokowi melihat bahwa persoalan di Jakarta ternyata banyak yang berkait dengan pemerintah pusat. Hanya dengan menjadi Presiden, terobosan-terobosan yang sudah dia pikirkan akan mudah dilakukan. Salah satu contohnya adalah koordinasi dengan pemerintah di sekitar DKI utk mencegah banjir di Jakarta. Begitu juga untuk mengurai kemacetan, harus dibarengi dengan kebijakan pemerintah pusat untuk mengurangi produksi mobil dan motor.

Bicara tentang Lirak Lirik sebagai bagian dari proses berpikir kreatif, tentu saja tidak hanya bisa dilakukan dengan blusukan. Mencari inspirasi itu bisa dilakukan dengan banyak cara: membaca buku, mendengar dari orang lain, riset di dunia maya dan sebagainya.

Itulah yang dilakukan oleh Jokowi. Dia menggabungkan temuan di lapangan dengan masukan dari masyarakat dan mereka yang ahli di bidangnya. Dialog dengan berbagai kalangan adalah kebiasaan Jokowi. Ketika setahun menjabat, Jokowi juga menggelar dengar pendapat dengan warga di Monas.

Selain blusukan, hobi Jokowi yang lain adalah mendengarkan musik terutama musik metal. Inilah yang juga memacu kreativitas capres no urut dua ini.

Riset yang dilakukan oleh Pennsylvania State dan Harvard University di Amerika membuktikan bahwa orang akan lebih kreatif saat bahagia. Dan mendengarkan musik adalah salah satu cara untuk membuat kita rileks dan punya mood yang positif.

Apakah Revolusi Mental tercipta saat mendengarkan musik metal? Bisa jadi.

Dari sepak terjangnya jelas bahwa Jokowi itu kreatif. Jokowi banyak menyerap inspirasi dari masyarakat. Tapi menjelang pilpres ini makin terlihat bahwa Jokowi adalah inspirasi itu sendiri.

Karena Jokowilah mereka, termasuk anak muda, yang dulunya cuek terhadap pemilu dan pilpres, kini secara aktif terlibat dalam berbagai bentuk. Mulai dari menyuarakan dukungan melalui media sosial, menjadi relawan sampai membuat karya-karya yang kreatif.

Begitu banyak materi kampanye dalam berbagai bentuk (poster, kaos, lagu, video dll) yang secara kualitas bisa dibilang di atas rata-rata dan menunjukkan orisinalitas.

Mereka seolah berlomba menunjukkan karya terbaiknya untuk Jokowi dan Indonesia. Para artis papan atas pun secara sukarela terlibat tanpa dibayar termasuk untuk menggelar Konser Salam Dua Jari di Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, Sabtu 5 Juli 2014.

Itu semua karena mereka melihat sosok Jokowi sebagai sosok panutan yang baik yang menginspirasi. Jokowi adalah perangsang kreativitas.

Menang atau kalah di pilpres itu urusan lain, tapi yang pasti sejarah akan mencatat bahwa pilpres 2014 ini sebagai sesuatu yang berbeda.

Dan itu adalah kemenangan tersendiri bagi kreativitas. Kreativitas lah yang membedakan pilpres ini dari pilpres-pilpres sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun