AsarNews, Mali --- Konflik berkepanjangan yang melanda Mali, Afrika, selama lebih dari satu dekade telah memaksa lebih dari 350.000 orang hidup dalam pengungsian. Pengungsi di Mali tidak hanya berasal dari penduduk lokal, tetapi juga mencakup warga negara tetangga, seperti Burkina Faso, yang melarikan diri dari konflik serupa di negara mereka.
Pertikaian antar kelompok masyarakat ini telah memicu krisis kemanusiaan yang parah, terutama bagi warga sipil. Menanggapi hal ini, ASAR Humanity bekerja sama dengan Kitabisa untuk menyalurkan bantuan berupa Hot Meals sebagai amanah dari masyarakat Indonesia.
Distribusi bantuan Hot Meals dilakukan melalui dapur umum yang didirikan di kamp pengungsian Sabalibougou, Mali, pada Kamis (4/12). Melalui dapur umum tersebut, sekitar 1.000 pengungsi, termasuk anak-anak dan orang tua, menerima makanan hangat.
Saputra, Ketua Program ASAR Humanity untuk Dunia Islam, menjelaskan alasan pengiriman bantuan ke wilayah tersebut. "Mengapa kita kirim bantuan ke Mali? Karena konflik internal yang sudah lama berlangsung di sana membuat ribuan warga terpaksa mengungsi dan menghadapi kelaparan akut," jelas Saputra, yang akrab disapa Putra.
ASAR Humanity tidak hanya fokus pada bantuan kemanusiaan di dalam negeri, tetapi juga secara aktif menjangkau berbagai negara yang terdampak krisis kemanusiaan, termasuk Mali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
