AsarNews, Kalimantan -Â Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatera telah mendatangkan gangguan serius bagi warga setempat. Dampaknya, asap yang tebal telah menutupi jalanan, menyebabkan jarak pandang yang sangat terbatas, serta membahayakan pengendara yang berada di sekitarnya.
kebakaran meluas hingga mencapai empat hektare. Untuk mengatasi situasi ini, tim gabungan yang terdiri dari Manggala Agni dan anggota TNI/Polri segera dikerahkan ke lokasi Karhutla tersebut.
Salah satu peristiwa Karhutla terbaru terjadi di perbatasan Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru, tepatnya di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Menurut laporan warga setempat, api berhasil melalap semak belukar selama tiga hari danPetugas dibantu relawan beserta warga, bekerja keras untuk memadamkan api dengan memanfaatkan sumber air yang tersedia di sekitar titik api. Namun, kendala datang karena lokasi kebakaran berada di area terpencil, sehingga sulit dijangkau melalui darat. Sementara itu, luas area yang terbakar terus bertambah, sementara peralatan pemadam dan jumlah personil yang tersedia sangat terbatas.
Kabut asap yang dihasilkan oleh Karhutla menyebar hingga mencapai sejumlah lokasi di Kota Pekanbaru, mengakibatkan drastisnya penurunan jarak pandang menjadi sekitar 900 meter. Tingginya tingkat polusi udara juga menyebabkan warga mulai menderita penyakit pernapasan dan iritasi mata.
Sementara itu, laporan mengenai kebakaran hutan dan lahan juga berdatangan dari Kabupaten Waringin Timur, Kalimantan Tengah, yang masih menjadi wilayah yang terkena dampak. Prediksi cuaca menunjukkan bahwa tidak akan ada hujan dalam 20 hari ke depan.
Menghadapi situasi yang semakin memburuk ini, diputuskan untuk memperpanjang status tanggap darurat bencana Karhutla. Kebakaran ini telah menciptakan kabut asap pekat yang menyelimuti wilayah Kota Sampit, dengan kondisi kabut asap terparah tercatat pada Senin, 2 Oktober 2023.
World's Air Pollution, kualitas udara di Desa Tanjung Taruna berada di level 470 dan digolongkan ke dalam level berbahaya.
Sejumlah wilayah di sekitar Palangka Raya, Kalimantan Tengah, memiliki kualitas udara di level berbahaya pada Rabu siang (4/10) pukul 11.00 WIB. Menurut situs pemantau udaraMengutip data dari Kumparan yang berasal dari laman sipongi.menlhk.go.id bahwa Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang saat ini mengepung Kalimantan dan Sumatera meningkat sebesar 81,2% dari tahun 2022 sebelumnya. Di tahun 2022 jumlah Karhutla sebanyak 65.142 hektare, sedangkan di agustus 2023 meluas menjadi 118.037 hektare.
karhutla. "Waspada potensi karhutla, apalagi hingga tiga hari ke depan tidak ada tanda-tanda turun hujan," kata Prakiwaran BMKG Tjilik Riwut Renianata di Palangka Raya, Senin (2/10).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tjilik Riwut Palangka Raya, Kalimantan Tengah, mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadapBMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi penurunan kualitas udara akibat peningkatan polusi udara. "Diimbau kepada masyarakat agar mengurangi kegiatan di luar rumah dan menggunakan masker ketika berada di luar ruangan, terutama bagi masyarakat yang memiliki riwayat gangguan pernapasan, anak-anak, ibu hamil dan orang tua usia lanjut."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H