”Apa nama negri itu yah?”.
”Negri itu bernama Nusantara”.
”Lalu dimana letak negri itu yah?”.
”Anakku, negri itu sekarang sudah tidak ada lagi”.
”Sudah nggak ada yah, kenapa yah?”, si-anak bertanya dengan keheranan.
”Karena rakyatna kufur nikmat, mereka tidak mau bersukur atas apa yang telah diberi Tuhan sehingga mereka dihukum dengan berbagai cobaan dan bencana yang bertubi-tubi datangnya, hingga pada akhirnya negri tersebut hancur meninggalkan sisa-sisa menyakitkan yang masih terasa sampai saat ini”.
”Ingatlah nak, dirimu boleh jadi apa saja yang menurutmu baik, berbuat dan berkaryalah semaumu, namun jangan sampai dirimu kufur terhadap nikmat yang diberikan tuhan padamu, apapun yang terjadi, baik atau burukkah keadaanmu, dirimu harus selalu menjadi pemimpin bagi dirimu sendiri, pandai bersukur kepana yang kuasa, berani bagai seorang kesatria dalam menghadapi cobaan, dengan begitu dirimu akan selamat sampai tujuan dalam mengarungi lautan kehidupan”.
Jogjakarta, Januari 2008
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H