Mohon tunggu...
Puslatbang KDOD LAN
Puslatbang KDOD LAN Mohon Tunggu... Administrasi - Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Semoga Bermanfaat, Salam Hangat dari kami yang sedang belajar berkarya dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Hari Pahlawan pada Era Milenial

10 November 2018   18:53 Diperbarui: 14 November 2018   21:19 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bidang seni juga bertabur prestasi dari anak bangsa, contohnya saja Joey Alexander. Pianis muda ini mencengangkan dunia dengan permainan pianonya, sampai masuk dalam nominasi Grammy Awards, penghargaan yang diberikan untuk mengakui prestasi luar biasa di bidang musik.

Banyaknya prestasi anak bangsa, khususnya pemuda, tentu menjadi secercah harapan bagi negeri. Harapan agar dapat berkarya dan berkompetisi di berbagai bidang yang digeluti. Tidak takut menghadapi persaingan global alias jago kandang. 

Namun, karena usia muda merupakan usia rawan untuk disusupi hal- hal negatif, perlu peran nyata dari lingkup terkecil yaitu keluarga dan lingkup luas yaitu pemerintah. Dari keluarga, penting menanamkan nilai- nilai agama sebagai pondasi awal untuk nantinya menolak ajakan- ajakan "merusak", yang kebanyakan berasal dari lingkungan pertemanan.

Di lingkup negara, pemerintah harus dapat menumbuhkan semangat kepahlawanan sejak usia sekolah, tidak hanya dengan mata pelajaran di sekolah, tapi dengan cara yang menyenangkan. Misalnya dengan mengadakan safari ke museum- museum di kotanya, atau dengan cara menonton film- film bertema perjuangan kemerdekaan ataupun biografi tokoh- tokoh nasional di Indonesia.

Diharapkan dengan menghadirkan tontonan dan kegiatan yang berkaitan dengan kepahlawanan, generasi muda akan terpacu untuk turut dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa dan negara.

Namun, usaha dari keluarga bahkan dari pemerintah tidaklah berarti jika tidak ada kemauan untuk berbuat. Keinginan harus hadir dari dalam diri pemuda, bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidak berhenti saat setelah meraih kemerdekaan saja. Jangan mudah terjerumus ke dalam hal- hal yang nantinya akan merugikan diri sendiri.

Bentengi diri dengan nilai- nilai agama, bergaul dengan teman- teman yang mengajak pada kebaikan dan kebermanfaatan. Seperti kutipan R.A Kartini "Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi, satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri". NP

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun