Untuk Proyek percontohan di Pulau Bulan dilaksanakan oleh perusahaan Medco Power, Sebagai tahap alwal dengan Kapasitas 670MWp yang akan menyediakan listrik setara 100MW non-intermittent ke Singapura.
Proyek Integrasi Tenaga Listrik Laos-Thailand-Malaysia-Singapura (LTMS-PIP), yang mengimpor kapasitas hingga 100MW tenaga air terbarukan dari RDR Laos ke Singapura melalui Thailand dan Malaysia melalui interkoneksi yang sudah ada, juga telah dimulai pada tanggal 23 Juni 2022.
Alternatif Rendah Karbon
Singapura juga menjajaki opsi rendah karbon seperti hidrogen dan penangkapan, penggunaan, dan penyimpanan karbon (CCUS) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pemerintah Singapura telah berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan melalui Inisiatif Pendanaan Penelitian Energi Rendah Karbon (LCER). Pada tahun 2021, $55 juta diberikan kepada 12 proyek untuk meningkatkan kelayakan teknis dan ekonomi dalam menerapkan teknologi rendah karbon seperti hidrogen dan CCUS. Pendanaan tambahan sebesar $129 juta telah diberikan oleh Pemerintah Singapura untuk Fase 2 dari program LCER untuk penelitian teknologi rendah karbon lanjutan.
Hidrogen rendah karbon telah muncul sebagai jalur dekarbonisasi potensial utama bagi Singapura untuk mendiversifikasi bauran energi negaranya. Hidrogen diperkirakan dapat memasok hingga setengah dari kebutuhan listrik Singapura pada tahun 2050.
Kemajuan teknologi panas bumi Singapura telah membuka peluang untuk mempertimbangkan prospek pemanfaatan sumber energi ini untuk pembangkit listrik. EMA bekerja sama dengan Nanyang Technological University, serta berbagai kementerian dan lembaga termasuk Kementerian Perdagangan dan Industri dan Sekretariat Perubahan Iklim Nasional untuk melakukan studi guna menentukan potensi sumber daya panas bumi di Singapura.
Memanfaatkan Gas Alam
Gas alam diperkirakan akan tetap  menjadi bahan bakar dominan untuk pembangkit listrik Singapura. Kebijakan energi singapura akan terus berusaha mendiversifikasi sumber gas alam nya dan bekerja sama dengan perusahaan pembangkit listrik untuk meningkatkan efisiensi pembangkit listrik yang ada.
Selain itu Pemerintah Singapura juga gencar mempromosikan Efisiensi Energi untuk Mengelola Permintaan. Dalam Kebijakan Energi Singapura mengelola permintaan energi juga merupakan kunci untuk mencapai masa depan yang lebih berkelanjutan. Seiring dengan meningkatnya permintaan energi dengan meningkatnya elektrifikasi, manajemen permintaan akan menjadi pilar utama dalam mendukung transisi energi.
Â