Mohon tunggu...
Narapati Buana
Narapati Buana Mohon Tunggu... -

Dendangkanlah tembang nasibmu semerdu yang kau mau. Jangan biarkan tuhan mendendangkannya untukmu. Hidup adalah memilih, bukan dipilih. Melangkahlah kemanapun hatimu ingin melangkah. Bangkitkan semangat dan taklukan dunia. Getarkan setiap jengkal belahan bumi ini. Dan jangan biarkan tanahnya kering tak terbasuh peluh.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Algojo Masuk Surga

20 November 2015   04:50 Diperbarui: 29 November 2015   12:17 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masih ingat tragedi Prancis 13112015? Dunia geger seakan itu tragedi kemanusiaan pertama dan terbesar di dunia. Mata dan telinga umat manusia sepertinya memang sudah buta dan tuli, sehingga tak lagi sensitif ketika harus melihat dan mendengar perilaku kanibal di Irak, Afganistan, Pakistan, Israel, Palestina, Suriah, dll. Terorisme di Paris itu cuman satu dari seribu satu perilaku biadab manusia terhadap manusia lainnya yang mengatasnamakan tuhan. Ya, atas nama tuhan, meskipun itu nampak tidak berperiketuhanan.  

Selama ini gue pikir tuhan itu cuman satu, yaitu tuhan baik hati. Tapi ternyata ada banyak tuhan. Ada tuhan yang mengajarkan kedamaian, ketentraman, hidup rukun berdampingan, dan menghargai keragaman pilihan hidup manusia. Dan ada juga tuhan yang maha sadis, primordialisme, dan tidak mentolerir perbedaan. Tak ada kebenaran lain di luar ajaranya selain kebatilan yang pantas dimusnahkan. Doktrin ketuhanan seperti itulah yang hingga hari ini terus memicu permusuhan antar umat beragama di muka bumi.  

Semua berteriak bahwa hanya agamanya lah yang paling benar. Kalau anda yakin bahwa agama adalah paket kebenaran absolut milik tuhan, kenapa mesti teriak-teriak menghunus pedang untuk menuntut pengakuan dari orang lain? Santai aja boss! Kebenaran itu tidak akan pernah pudar hanya karena anda seorang diri yang mengamininya. Tuhan gak bakalan bangkrut hanya karena agamanya gak laku. Jalani saja hidup ini apa adanya, tanpa harus dibuat pusing oleh pilihan hidup orang lain. Jangan sampai iblis dibuat tersenyum sinis ketika melihat manusia saling membunuh demi mempertahankan gengsi tuhannya masing-masing.  

Emas adalah emas dengan sendirinya tanpa harus dikatakan emas, dan akan diburu oleh siapapun sekalipun tersembunyi di balik perut bumi. Tanpa kau berteriak, kalau memang kebenaran itu ada, semua orang pasti tahu dan akan mengikutinya.

Sebenarnya, apa sih yang manusia cari dalam agama? Surga? Surga yang mana....? Apakah surga yang berpenghuni para algojo pemenggal kepala orang-orang tak berdosa?  

Nurani dan akal waras manusia mana yang bisa mengatakan itu sebagai keadilan tuhan? Apakah hanya karena mereka telah berjihad membela agama? Sejak kapan tuhan jadi pecundang sehingga ia harus dibela? Bukankah ia maha perkasa dan maha kuasa? Think........!  

Kalau iblis menjadi penghuni abadi neraka hanya karena bebas menggoda manusia, lalu adilkah tuhan menjanjikan surga bagi manusia yang bebas membunuh sesama?  

Tak ada alasan apapun yang dapat membenarkan pembunuhan. Mohon untuk tidak main hakim sendiri kalau anda masih percaya pada keadilan tuhan. Jangan ajari tuhan bagaimana dan dengan cara apa seorang pengabdi atau pendosa mendapatkan haknya dengan adil.  

Percayalah, tidak ada pintu surga terbuka di balik pekikan meregang nyawa para korban ayunan pedang jihadmu! Sarungkan pedangmu, biarkan kami memberi simpati, bukan lagi harus membenci.  

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun