Kementerian kesehatan RI telah mengkonfirmasi adanya varian virus corona B.1.617.2 atau yang dikenal sebagai virus Delta di Indonesia. Di Indonesia, varian ini telah terdeteksi di 4 provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan. Selain informasi mengenai telah ditemukannya varian delta di Indonesia, informasi mengenai tren penularan dan gejala yang ditimbulkannya belum lengkap terlaporkan. Kita harus maklum karena sumber daya kita memang belum merata untuk melakukan tracing dan sequencing genome dari setiap pasien yang terkonfirmasi positif. Tetapi, kenaikan jumlah kasus harian ini haruslah menjadi perhatian. Kita mesti mengakui bahwa penerapan protokol kesehatan sudah tidak seketat awal pandemi. Banyak masyarakat berkerumun tanpa mengenakan masker yang melindungi dengan maksimal, bahkan banyak yang sudah tidak mengenakan masker.
Jika varian Delta telah ditemukan dan penularannya lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya, bukan tidak mungkin Indonesia mengalami tsunami Covid seperti yang dialami oleh India. Di media sosial Twitter, beberapa dokter telah menyerukan kewaspadaan dan sharing informasi mengenai kondisi ICU dan Bed Occupancy Rate (tingkat penggunaan tempat tidur di RS) yang meningkat. Tidak sedikit juga cuitan yang meminta informasi mengenai RS dengan ventilator yang ready lewat di timeline, seperti masa awal pandemi. Tanggapan yang diberikan beragam, tetapi tidak sedikit yang merasa bahwa para nakes ini hanya menyebarkan ketakutan.
Mutasi dan penyebaran virus hanya akan terjadi jika terjadi kerumunan dan ada orang yang menjadi penyebar (superspreading), rendahnya kesadaran akan protokol kesehatan, dan cakupan vaksinasi yang masih belum merata. Saat ini, bukan saatnya lagi kita memperdebatkan ada atau tidaknya virus dan varian-variannya, virus bersumber dari mana, terlebih lagi mencurigai para tenaga kesehatan kita yang telah berjuang setahun lebih di garis terdepan di saat harusnya mereka adalah benteng terakhir kita melawan pandemi ini.
Mari kita berfokus untuk bersama-sama menjaga diri dan orang di sekitar kita dengan tetap bertahan dengan protokol kesehatan yang benar, menggunakan masker yang terbukti melindungi terhadap virus ini, menjaga imunitas, dan mendukung program tracing dan isolasi sesuai prosedur. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah segeralah mendaftarkan diri dan mendapat vaksin begitu ada kesempatan. Vaksin mungkin tidak mencegah orang untuk menjadi tertular dan sakit, tetapi vaksin terbukti menurunkan tingkat kesakitan dan kematian akibat virus ini. Pandemi belum berakhir dan mungkin virus akan tetap ada, kita yang harus beradaptasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H