Mohon tunggu...
Corry LauraJunita
Corry LauraJunita Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Tsundoku-Cat Slave

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lenyapnya Suara Pakar di Negara Kita

24 Agustus 2020   17:07 Diperbarui: 24 Agustus 2020   17:12 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah para petinggi kita tidak memiliki orang yang capable untuk menyiapkan data, atau menyiapkan hal-hal apa saja yang harus di release ke publik? Ataukah mereka sudah sangat tutup mata dengan segala sesuatu yang berbau fakta dan pendapat para ahli?

Berita terbaru yang menurut saya lebih lebih mencerminkan tidak dihargainya komunitas ilmiah di negara kita ini  dan tidak dianggapnya suara para peneliti kesehatan adalah klaim ditemukannya obat COVID-19 yang merupakan kombinasi beberapa obat yang memiliki kemampuan sebagai antivirus. Klaim suatu obat dinyatakan efektif membutuhkan banyak tahapan penelitian. 

Butuh waktu bertahun-tahun untuk uji coba sebuah obat bisa dinyatakan efektif untuk menyembuhkan penyakit tertentu. Dan, semua klaim efektif itu harus bisa dibuktikan dengan baik sejak dari pemilihan partisipan, proses randomisasi partisipan, pemberian obat dan placebonya, reaksi samping yang ditimbulkan, hingga hasil akhir dari proses pengujian obat tersebut. 

Bahkan saat telah beredar pun, penelitian tetap akan dilakukan untuk melihat efeknya di populasi. Apakah penelitian kombinasi obat baru ini ini sudah terpenuhi secara kaidah ilmiah yang umum di dunia penelitian dan medis? Tidak. Sangat tidak terpenuhi terutama karena pihak yang mengadakan penelitian dan klaim sangat tidak terbuka dengan proses yang mereka laksanakan. 

Apakah universitas dan unsur yang mengeluarkan klaim tersebut tidak memiliki peneliti atau pakar di bidang medis? Ada, tetapi entah suara rasional dan ilmiah sepertinya sudah tidak ada pendengarnya di negara ini, atau mereka menutup mata dan telinga dengan protokol penelitian yang seharusnya.

Masih banyak lagi hal-hal yang harusnya tidak menyebabkan kontroversi, tetapi menjadi berita sensasional dan membuat masyarakat bingung untuk memilah informasi mana yang benar. Hal ini terutama terjadi karena yang memberikan klaim adalah orang-orang yang dianggap pintar dan berpendidikan. 

Tidak sedikit orang-orang yang berusaha membantah informasi-informasi yang tidak akurat di media sosial, tetapi kita sebagai manusia cenderung mencari berita yang membuat kita tenang, yang juga mendukung apa yang kita anggap benar.

Era ini adalah masa kita memperoleh ilmu dan  informasi bukan hanya dari jalur pendidikan formal. Segala macam informasi dapat kita cari melalui internet. 

Banyak di antara kita karena telah membaca, mendengar, dan melihat beberapa tanyangan mengenai suatu topik tertentu lantas merasa lebih tahu dari orang lain di sekitarnya. Berbagi informasi memang bagus, tetapi harus juga mengetahui kapasitas diri sejauh mana kita memahami informasi tersebut. 

Jangan kita menyebarkan suatu informasi hanya berdasarkan asumsi. Harus ada fakta yang bisa dipertanggung jawabkan, Dalam hal tertentu yang bersifat fatal, baiknya bukti-bukti ilmiah dan pengujian yang sudah dilakukan juga disampaikan. 

Saat kita ingin mengutip atau menyebarkan informasi dari sebuah media, ada baiknya kita cek terlebih dahulu latar belakang pemberi informasi tersebut. Meskipun orang tersebut seorang dengan pendidikan tinggi, belum tentu dia menguasai semua bidang di luar keilmuannya. Cek dulu latar belakangnya, cek fakta dari informasinya setelah yakin tidak akan menyebarkan informasi yang salah barulah kita bisa berbagi mengenai topik tersebut dengan keluarga atau rekan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun