Ada yang merasa dengan menabung sudah berinvestasi, ada yang sudah berinvestasi sebagai bentuk tabungan. Dalam hal ini, saya memisahkan investasi dan tabungan. Tabungan dalam tujuan keuangan saya adalah untuk memenuhi target keinginan terhadap sesuatu dalam jangka pendek misalnya liburan, atau merencanakan renovasi rumah, atau yang remeh misalnya tas baru yang harganya lumayan. Sedangkan investasi adalah menempatkan uang dalam bentuk yang akan menguntungkan dimasa depan, baik secara rutin ataupun langsung dalam jumlah besar. Periodenya tentu dalam jangka menengah atau panjang, dan harapannya keuntungannya bisa mengalahkan inflasi. Tujuan berinvestasi misalnya untuk biaya kuliah anak, atau dana pensiun, kalau mau beli rumah juga bisa asalkan instrumennya tepat. Jadi menabung belum tentu berinvestasi, tetapi berinvestasi bisa berarti menabung untuk masa depan.
4. Hutang dan Pinjaman
Banyak yang hal yang harus dipelajari dan dipahami mengenai hutang. Bukan sekedar kemudahan dalam memperoleh barang yang diinginkan dengan menggunakan kartu kredit, atau rumah yang diimpikan dengan KPR. Saat mempelajari mengenai hutang ini, saya menemukan istilah rasio hutang, bunga flat, bunga mengambang. Penyedia pinjaman juga bukan lagi sekedar Bank atau koperasi. Banyak penyedia hutang secara online baik yang legal dan diawasi OJK maupun yang tidak ada pengawasan dan memberikan bunga sangat tinggi. Hal lain yang perlu ditanamkan adalah jika ada hutang, baik yang harus dicicil atau yang sewaktu, bayarlah tepat waktu. Menganggap enteng pembayaran hutang akan membawa kesulitan yang tidak sedikit di kemudian hari, seperti denda atau catatan kredit (BI Checking) yang buruk. Selain itu, satu hal yang saya pelajari dari hutang ini, barang-barang konsumsi dan yang akan turun nilainya sebaiknya tidak dibeli dengan hutang.
5. Dana Pensiun
Pengumpulan dana pensiun ini metodenya bermacam-macam. Ada yang dengan tabungan berjangka, ada yang melalui investasi. Apapun metodenya, dana pensiun ini perlu menjadi perhatian. Bagaimana dengan pekerja yang dana pensiunnya sudah disediakan? Perlu ga? Dulu sih, saya merasa dana pensiun ini ga mendesak untuk dipikirkan selain masih lama, jika peraturan ga berubah nanti juga dapat. Sampai saya baca sebuah artikel yang menyebutkan, kalau pengen hidup senyaman sebelum pensiun, ya biayanya harus diperhitungkan dari sebelum pensiun dong. Dana pensiun yang diberikan tiap bulan kan tidak sebesar penghasilan sebelum pensiun. Kalau bisa menurunkan gaya hidup setelah pensiun ya ga apa-apa mengandalkan dana yang ada. Kalau ga bisa? Masa iya mau ngandalkan anak. Iya, kalau anak yang diandalkan mampu. Kalau pas-pas an? Mau anaknya jadi sandwich generation? No. Sandwich generation cukup berhenti di kita aja. Jadi, pelan-pelan, mulailah memikirkan dana pensiun anda.
6. Asuransi
Terakhir, menurut saya yang penting juga adalah asuransi. Jenis asuransi banyak sekali. Ada asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi buat rumah, asuransi buat kendaraan, dan banyak lagi jenis lainnya. Asuransi yang minimal harus dimiliki saat ini adalah asuransi kesehatan. Sebaiknya dipilih yang sesuai dengan profil resiko. Jika kebingungan untuk menentukan penyedianya atau jenisnya, minimal BPJS harus punya.
Pemahaman saya mengenai keuangan mungkin belum sedalam yang diharapkan OJK dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia. Namun dengan berusaha mendisiplinkan diri dan membangun kesadaran terhadap pentingnya menajemen keuangan pribadi yang baik, semoga hasil yang diperoleh juga baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H