Mohon tunggu...
Corry LauraJunita
Corry LauraJunita Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Tsundoku-Cat Slave

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

5 Penyakit Menular dari Anjing dan Kucing

24 Juli 2019   16:56 Diperbarui: 24 Juli 2019   17:07 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memutuskan untuk memelihara anjing dan kucing, tentu banyak pertimbangan yang harus diambil apakah sudah memiliki kesiapan untuk memeliharanya. Ada kebahagiaan setelah hewan-hewan tersebut berhasil kita bawa pulang. Saat mengamati peliharaan di rumah tentu banyak tingkah lucu dan kesenangan kecil yang membuat kita semakin sayang pada makhluk berkaki empat yang menggemaskan tersebut. 

Banyak cara yang dilakukan oleh pemilik untuk mengekspresikan rasa sayangnya kepada hewan peliharaannya, seperti menyediakan makanan berkualitas dan perawatan khusus ke salon bahkan ada yang mengijinkan hewan kesayangannya tidur bersama-sama di dalam kamar.

Namun, apakah para pemilik hewan telah mengetahui bahwa ternyata hewan kesayangan kita dapat menularkan penyakit kepada kita? Melalui artikel ini, kita akan bersama-sama mengenal beberapa penyakit tular hewan dan pencegahan yang dapat dilakukan agar kita tetap nyaman dan aman hidup berdampingan dengan mereka

  • Toxoplasmosis

Jika kita berbicara mengenai penyakit dari kucing, toxoplasma atau toxoplasmosis adalah penyakit yang di urutan pertama, walaupun sebenarnya penyakit ini tidak hanya ditularkan oleh kucing saja. Penyakit ini disebabkan oleh parasit bernama Toxopasma gondii yang dapat menimbulkan  radang di berbagai organ tubuh seperti jantung, paru-paru, mata, otak dan selaput otak, hati.

Siklus penularan penyakit ini dimulai saat kucing memakan daging atau hewan buruan yang membawa parasit ini di tubuhnya. Di dalam usus kucing, Toxoplasma gondii akan berkembang hingga terbentuk ookista yang akan ikut keluar bersama tinja kucing. Ookista ini dapat menginfeksi hewan ternak seperti sapi atau kambing, mencemari lingkungan, dan menginfeksi hewan-hewan kecil yang menjadi buruan kucing.

Penularan kepada manusia terjadi saat manusia mengkonsumsi daging yang tidak diolah dengan baik (kondisi setengah matang), kontak dengan lingkungan yang tercemar, atau secara kongenital yaitu ibu yang terinfeksi saat sedang hamil menularkan kepada bayinya melalui placenta. Penularan yang terjadi di awal kehamilan dapat menyebabkan abortus janin atau anak lahir mati. 

Jika infeksi terjadi dalam trimester akhir, gejala klinis tidak akan langsung terlihat, tetapi dapat menyebabkan kecacatan pada bayi seperti hidrosefalus, kelainan mata, pengapuran otak , kerusakan jaringan paru atau retinocchoriditis. 

Sedangkan pada orang dengan imunitas yang baik, gejala yang ditimbulkan hampir tidak ada (subklinis), jika ada keluhan gejala yang dirasakan hanya berupa demam ringan, pembengkakan limfoglandula terutama di bagian leher, dan meriang yang akan segera hilang dalam beberapa hari.

Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan memberikan makanan yang baik pada kucing, mencegah kucing berburu tikus dan burung, membersihkan lingkungan sekitar agar tidak digunakan kucing sebagai tempat membuang kotoran, mempersiapkan makanan dengan baik dan benar-benar dimasak hingga matang sempurna.

  • Toxocara (larva migran)

Penyebab larva migran pada manusia adalah larva cacing Toxocara cati yang hidup di kucing dan Toxocara canis yang hidup pada anjing. Toxocara merupakan cacing yang paling umum menginfeksi anjing dan kucing terutama yang masih baru lahir, dan dapat ditularkan oleh induk pada anaknya saat hamil dan menyusui

Larva cacing yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut tidak dapat menjadi dewasa di dalam tubuh manusia sehingga akan bermigrasi dari saluran pencernaan menuju organ dalam manusia terutama di dalam hati. Selain bermigrasi di organ dalam, larva juga dapat bermigrasi ke mata (ocular larva migran) yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan atau kebutaan atau terjadi migrasi di otak penderita yang dapat menyebabkan gangguan saraf pusat.

Telur cacing yang keluar dari usus anjung atau kucing yang terjatuh di tanah akan menjadi telur infektif yang didalamnya terdapat larva yang siap untuk menginfeksi. Saat telur ini secara tidak sengaja tertelan, larva akan keluar dan menembus dinding usus dan lalu masuk ke dalam organ tubuh serta berpindah dan menyebabkan kelukaan di dalamnya. Penularan terjadi karena baik manusia maupun hewan sama-sama memakan telur cacing yang telah infektif.

Anak-anak merupakan golongan yang paling sering tertular penyakit ini. Gejala yang paling sering di derita terutama adalah gatal-gatal pada kulit akibat larva yang berpindah tempat. Jika larva berada di dalam organ tubuh, reaksi yang mungkin terjadi adalah asma, batuk. Larva yang berada di rongga mata dapat  mengganggu penglihatan dan dapat menyebabkan kebutaan jika tidak segera di tangani

Sumber penularan adalah tanah yang tercemar telur toxocara yang infektif maka pencegahannya diutamakan agar makanan dan minuman tidak tercemar oleh telur cacing yang terdapat di tanah. Makanan dan minuman harus dimasak dengan baik agar larva cacing yang mungkin mencemari bisa mati. Buah dan sayuran yang dimakan mentah haus dicuci agar telur cacing yang melekat terbuang bersama air. 

Hindari kontak langsung dengan tanah, misalnya dengan menggunakan sarung tangan saat berkebun dan mencuci tangan dengan bersih saat akan memakan sesuatu. Anak-anak harus dicegah bermain di pasir yang mungkin tercemar oleh kotoran anjing dan kucing, membiasakan untuk mencuci tangan setelah bermain dan sebelum makan, serta menghentikan kebiasaan menghisap jari.

Karena anjing dan kucing merupakan sumber penular, untuk pencegahan, anjing dan kucing harus rutin diberikan obat cacing setiap tiga bulan sekali.

  • Gigitan dan cakar kucing

Cakaran Kucing (Dokumentasi Pribadi)
Cakaran Kucing (Dokumentasi Pribadi)

Jangan remehkan cakaran kucing anda. Penyakit cakaran kucing (Cat  Scratch Disease) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae (bartonellosis). Penyakit ini bisa ditemukan di seluruh dunia dan ditularkan dari kucing ke manusia melalui gigitan atau cakaran kucing.

Infeksi terjadi karena bakteri yang terdapat di air liur kucing mencemari luka akibat cakaran atau gigitan kucing. Bakteri juga dapat ditemukan di cakar kucing karena kebiasaan kucing untuk selalu menjilat-jilat rambut dan cakar kakinya.  

Bakteri juga dapat menginfeksi mata karena tangan yang menggosok mata setelah memegang kucing yang tercemar oleh bakteri ini. Hal ini membuat penderita tidak sadar terkena penyakit ini karena merasa tidak pernah digigit atau dicakar oleh kucing

Penyakit cakaran kucing (CSD) umumnya bersifat ringan dan tidak berbahaya. Rasa sakit dapat timbul di bekas gigitan atau cakaran kucing segera setelah kejadian , tetapi juga dapat timbul setelah beberapa hari. Luka gigitan atau cakaran kadang butuh waktu lama untuk sembuh. Penyakit dapat bersifat serius jika terjadin infeksi pada kelenjar limfe yang berada di dekat gigitan atau cakaran

Pencegahannya tidaklah sulit. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan anda setelah kontak dengan hewan kesayangan walaupun kucing anda dipelihara di dalam rumah. Jika terdapat luka cakaran atau gigitan segeralah bersihkan dengan air mengalir dan cuci dengan sabun. Segera periksakan diri ke dokter jika kelenjar limfe di dekat gigitan atau cakaran mengalami pembengkakan.

Rabies atau yang sering dikenal sebagai penyakit anjing gila merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus penyebab radang otak yaitu virus Lyssavirus. Penularan penyakit ini terjadi bersama air liur yang masuk melalui gigitan hewan penderita rabies.  Penyakit ini sering dikenal dengan istilah penyakit anjing gila karena penularannya sebagian besar disebabkan oleh gigitan anjing. Anjing bukanlah satu-satunya hewan penular penyakit ini. 

Selain anjing hewan yang tergolong sebagai hewan penular rabies (HPR) lain adalah kucing dan monyet. Selain melalui gigitan, infeksi juga dapat terjadi karena jilatan pada luka oleh hewan tersebut. Hal ini terjadi karena virus rabies berkembang baik dalam kelenjar ludah hewan penderita rabies.

Pada hewan rabies tingkah laku akan mengalami perubahan, tidak mau makan, berubah menjadi agresif, selalu mengeluarkan air liur, takut air, takut cahaya. Pada akhirnya hewan mengalami kelumpuhan, kejang dan kemuadian mati.

Manusia yang digigit oleh hewan penular rabies ada yang tidak langsung menunjukkan gejala. Pada umumnya gejala muncul antara dua minggu hingga bertahun-tahun setelahnya. Hal ini diseabkan lambatnya virus rabies menginfeksi tubuh. 

Walaupun proses infeksi lambat, virus rabies belum ditemukan obatnya, seluruh penderita pasti mengalami kematian. Gejala pada manusia adalah berupa demam, sulit tidur, cemas dan gelisah, otot-otot  mejadi kejang, sensitif pada cahaya, bunyi-bunyian dan air

Rabies tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat diantisipasi. Pertolongan pertama jika tergigit HPR adalah segera membilas luka dengan air mengalir dan mencuci luka dengan sabun atau detergen sesegera mungkin. 

Durasi mencuci luka diusahakan minimal selama 5 menit. Hal ini karena virus rabies mudah rusak oleh sabun karena dindingnya yang terbuat dari lemak. Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah melapor ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan serum anti rabies dan serum anti tetanus. Jangan lupa untuk selalu memastikan agar hewan peliharaan anda rutin di vaksin dan selalu di booster terutama untuk vaksin rabies.

Ringworm merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur terutama jamur Microsporum dan Tricophyton. Jamur ini menyerang keratin kulit sehingga menyebabkan gangguan pada kulit. Bentuk kelainan kulit umumnya berupa lingkaran kemerahan pada permukaan kulit dengan sisik menutupi permukaannya. Selain kulit, jamur juga dapat menyerang rambut dan kuku. 

Rambut yang terserang jamur akan terlihat kusam, rapuh, dan mengalami kerontokan. Hewan yang terkena jamur akan terlihat pitak atau memiliki pangkal rambut berkerak yang jika ditarik akan meninggalkan bekas kemerahan yang basah dengan pinggiran rata.

Penularan dari hewan kepada manusia terjadi secara langsung melalui kontak dengan rambut kucing atau anjing yang terinfeksi penyakit ini ataupun secara tidak langsung dengan memegang atau menggunakan benda-benda yang tercemar oleh jamur seperti sisir, handuk, atau alas tidur hewan peliharaan.

Pada manusia ringworm dapat terjadi dalam berbagai jenis yang di dunia medis dikenal sebagai tinea antara lain tinea capitis, tinea corporis, tinea cruris, tine unguium atau onychomycosis pada kuku, tinea pedis pada kaki, tinea barbae pada janggut dan tiena mannum yang terjadi di tangan

Ringworm terkadang sulit disembuhkan dan membentuk lesi kemerahan hingga bernanah di tubuh. Ringworm di kepala dan janggut akan menyebabkan rambut rapuh, mudah patah dan tidak jarang meninggalkan bekas luka yang sangat mengganggu. Pada beberapa kasus pada anak kecil, lesi yang ditimbulkan juga disertai dengan nanah.

Pencegahan ringworm adalah dengan rajin merawat kebersihan kucing dan anjing yaitu memandikan sedikitnya dua minggu sekali. Memastikan tempat tidur hewan peliharaan anda tidak lembab juga merupakan hal yang wajib dilakukan jika tidak ingin terkena penyakit ini.

Selain itu, membiarkan hewan kesayangan berjemur di pagi hari selama 15 menit juga membantu menghindari penyakit ini. Jika sudah tertular, apa yang harus dilakukan? Segeralah membawa hewan kesayangan anda ke dokter hewan. 

Pengobatan yang diberikan tergantung pada banyaknya area yang terkena jamur. Pengobatan bisa berupa salep atau bisa juga dengan mandi dengan sampo dengan zat aktif yang dapat menyembuhkan jamur.

Untuk pemilik, jangan lupa untuk selalu mencuci tangan anda setelah kontak dengah hewan kesayangan anda. Jika merasa tertular jamur, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Pengobatan yang diberikan akan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan yang di derita.

Lima penyakit diatas hanya segelintir dari penyakit anjing dan kucing yang dapat menular kepada manusia. Pencegahannya tidaklah sulit cukup menjaga kebersihan dan kesehatan anjing kucing dan menjaga kebersihan pribadi. Pemeriksaan kesehatan secara rutin pemeliharaan yang baik tentu akan menghindarkan pemilik dan hewan kesayangan dari penyakit-penyakit diatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun