Mohon tunggu...
Christine Coroline Ebraw
Christine Coroline Ebraw Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi UAJY'19

Selamat membaca dan semoga bermanfaat ya...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Culture Jamming terhadap Maskapai Lion Air

29 Maret 2021   21:42 Diperbarui: 29 Maret 2021   21:52 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan zaman dari waktu ke waktu membuat perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan membuat masyarakat hidup dengan serba kecanggihan. Namun, dalam perkembangannya kemajuan ini tidak selalu membawa dampak yang positif bagi kehidupan masyarakat dan akhirnya memunculkan sebuah paham bernama postmodernisme sebagai pengembangan pemikiran dan kelanjutan dari adanya modernisme. Menurut Sudrajat & Johan, postmodernisme merupakan sebuah ide baru yang menolak atau yang termasuk dari pengembangan suatu ide yang telah ada tentang teori pemikiran masa sebelumnya. Paham ini mencoba untuk memberikan kritikan terhadap modernisme yang dinilai telah gagal dalam mengangkat martabat manusia. Postmodernisme banyak melahirkan paham-paham salah satunya adalah culture jamming.
Culture jamming merupakan suatu kritikan untuk membuka persepsi seseorang tentang suatu produk, organisasi dan perusahaan. Menurut Lievrouw (dalam Hadinata. 2017) mendefinisikan jamming budaya sebagai salah satu dari lima genre berbeda dalam Aktivisme Media Baru. Juga Lievrouw memperkenalkan komputasi alternatif, jurnalisme partisipatif, mobilisasi yang dimediasi, dan pengetahuan bersama dalam Aktivisme Media Baru. Culture jamming bisa mengubah ide mengenai sesuatu hal bersama dengan asumsi kebebasan seseorang individu atau kelompok dengan cara menggambar ulang suatu fashion, logo atau product image. Dalam hal ini berarti bisa dikatakan bahwa  culture jamming telah menuangkan ide melalui media sehingga membuat masyarakat akan mempunyai pikiran yang lebih kritis, kemudian bisa dijadikan sebagai strategis untuk suatu perusahaan sehingga bisa membuat produk menjadi lebih terkenal. Salah satu contoh culture jamming yang pernah ada khususnya di Indonesia adalah kasus Lion Air. Dimana maskapai pesawat Lion Air ini pernah membuat ribuan penumpang merasa kecewa dan mengamuk karena penundaan jam terbang dengan jangka waktu belasan jam dari jadwal penerbangan. Namun, berita delaynya pesawat tersebut masih simpang siur dan tidak ada kejelasan. Hingga pada akhirnya pihak maskapai menjelaskan bahwa pesawat dimasuki objek asing yaitu salah satunya pesawat telah menabrak burung dan pada akhirnya membuat pesawat tersebut lepas landas dari Jakarta menuju Semarang. Sehingga pesawat mengalami kerusakan dan mengganggu 140 rute penerbangan. Tentu saja, hal ini membuat masyarakat resah dan mayoritas omongan para tweeple marah dan ada juga yang mendompleng untuk berjualan dengan memberi hastag #LionAir setelah peristiwa itu terjadi. Dengan begitu, maskapai penerbangan Lion Air mengumumkan bahwa seluruh penerbangan Lion Air dibatalkan guna untuk menghindari delay yang berkepanjangan dan pihak maskapai akan melakukan evaluasi kembali. Namun sebelumnya, staf khusus menteri perhubungan yaitu Bapak Hadi M. Djuarid mengungkapkan bahwa dari pihak Kemenhub RI berusaha untuk mendapatkan penjelasan dari pihak Lion Air terkait dengan delay-nya sejumlah jadwal penerbangan. Seharusnya, maskapai telah melakukan ide-ide baru yang mampu menerobos guna untuk menyelesaikan masalah ini, karena dengan adanya keseringan hal ini terjadi akan membuat kehilangan para penumpangnya akan semakin tinggi, membuat ribuan penumpang merasa kecewa hingga disayangkan jika salah satu maskapai penerbangan yang terkenal ini akan mengalami kebangkrutan. Walaupun, maskapai Lion Air memang banyak memiliki promo dan harga yang miring. Hal ini membuat masyarakat yang pada akhirnya membentuk sebuah poster untuk menyindir dan mengkritisi pihak maskapai yang melakukan delay terhadap jadwal penerbangan. Sehingga membuat mereka mengubah tulisan pada logo Lion Air menjadi “Lie-on Air” yang diambil dari kata delay hingga menuliskannya menjadi “Lie-on Air”. Kemudian selain mengubah kata Lion Air, mereka juga mengubah slogan Lion Air yang aslinya berbunyi “ We make people fly” menjadi  “We make people disappointed” yang artinya kami membuat orang kecewa. Poster ini merupakan suatu bentuk protes dari para penumpang terhadap maskapai Lion Air dan bermaksud agar maskapai penerbangan tersebut tidak akan lagi mengalami delay yang membuat para customer seolah-olah merasa dibohongi oleh maskapai perihal jadwal penerbangan.

Daftar Pustaka

Hadinata. S. (2017) Culture Jamming. Diakses dari: tentangmediabaru

Sudrajat & Johan. (2018). Pemikiran Postmorrnisme dan Pandangannya terhadap Ilmu Pengetahuan. Jurnal filsafat. 28(1), H. 25-46.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun