Latar Belakang
BBM naik menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. BBM adalah sumber bahan bakar yang kebanyakan dipakai oleh kendaraan di Indonesia, sehingga pasti sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Mungkin sudah saatnya Indonesia beralih ke energi yang lebih terbarukan. Contohnya seperti energi listrik. Sejak ditetapkannya Hari Kendaraan Listrik Sedunia pada 9 September 2020 lalu, peralihan dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik menjadi target pasar otomotif dunia. Maka, penting bagi kita untuk memikirkan hal ini demi bumi tercinta kita.
Mulai Antusias
Kendaraan listrik saat ini mulai diminati oleh masyarakat. Buktinya, dalam Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) tahun 2022, penjualan EV (Electric Vehicle) mengalami kenaikan. Dalam GIIAS tahun ini, jumlah EV yang terjual adalah 1.594 unit kendaraan xEV, dengan rincian 1.274 unit BEV atau kendaraan listrik berbasis baterai dan 320 unit kendaraan hybrid. Padahal di tahun sebelumnya, penjualan EV tidak sampai 1.000 unit. Hal ini tentu menguntungkan perusahaan produsen kendaraan listrik dan juga Menteri Perindustrian (MenPerin) dalam hal mengurangi emisi gas karbon. Isu global warming memang tengah menjadi hal yang didiskusikan karena dampaknya sudah mulai terasa. Adanya energi listrik menjadi salah satu alternatif yang dapat dipilih untuk ikut membantu merawat bumi kita ini. Saat ini, yang menggunakan tenaga listrik sebagai sumber bahan bakar transportasi umum hanya transJakarta dan PT KAI saja.Â
Industri Transportasi Listrik
Dilansir dari Detik, Saat ini, terdapat 38 perusahaan industri perakit kendaraan listrik di Indonesia, dengan rincian empat perusahaan bus listrik, tiga perusahaan mobil listrik, serta 31 perusahaan kendaraan roda dua maupun roda tiga listrik.
Ke depan, Kemenperin menjamin bahwa pilihan kendaraan elektrifikasi yang diproduksi di Indonesia akan semakin banyak dan hal ini secara bertahap akan mengurangi beban defisit dari impor BBM.Â
Kemajuan produksi kendaraan listrik ini sejalan dengan apa yang ingin dicapai, yaitu Carbon Neutral tahun 2060 mendatang.Â
Salah satu pionir yang paling terkemuka di bidang ini adalah Tesla. Perusahaan milik Elon Musk tersebut yang mempopulerkan kendaraan listrik ke dunia. Namun, menurut News 18, pasar kendaraan listrik justru didominasi oleh Tiongkok. Merujuk dari laman Visual Capitalist, produksi kendaraan listrik dari Tiongkok total telah menjual 51,7 persen kendaraan di seluruh dunia. Tiongkok telah memulai memproduksi sejak 2019.Â
Trend Baik yang Mulai Hilang
Dulu, sewaktu pandemi sedang ramai-ramainya, ada satu trend yang sebenarnya baik bagi lingkungan. Trend tersebut adalah bersepeda. Waktu itu, banyak orang yang meramaikan trend tersebut. Saking ramainya, penjualan sepeda mengalami kenaikan. Orang dapat menyehatkan jiwa dan raga sekaligus menyehatkan bumi dengan mengurangi polusi udara dan suara. Harga pun juga ekonomis. Namun kini, trend tersebut sudah mulai berkurang. Semenjak pandemi menurun, orang-orang kembali beralih ke kendaraan bermotor. Jika dilihat, hal ini dikarenakan fasilitas di Indonesia masih kurang, ditambah lagi dengan masyarakat Indonesia yang belum siap, serta peraturan mengenai pesepeda yang belum kuat. Sering terlihat jalur pesepeda digunakan motor, apalagi di lampu merah. Para pesepeda juga sering menerobos lampu merah dan bersifat arogan. Aturan mengenai sepeda juga belum begitu jelas, sehingga masih sulit untuk menerapkan trend ini. Jepang dapat menjadi contoh dalam hal ini, walau mereka memproduksi kendaraan bermotor, tetapi sedikit di sana yang menggunakan kendaraan bermotor. Namun, memang kedisiplinan menjadi penting jika ingin menggunakan sepeda.
Keuntungan dan Kerugian Kendaraan Listrik
Energi listrik merupakan salah satu energi terbarukan yang ramah lingkungan. Dengan menggunakan energi listrik, emisi gas karbon yang dihasilkan dari kendaraan dapat dikurangi sehingga polusi udara pun dapat menurun. Tak hanya itu, jika sebelumnya kendaraan bermotor menghasilkan suara yang mengganggu, lain dengan kendaraan listrik. Kendaraan listrik menghasilkan suara yang tidak begitu keras. Dengan begitu, penggunaan energi listrik dapat mengurangi jumlah polutan. Namun, saat ini bahan bakar baterai untuk kendaraan listrik masih tergolong langka dan mahal. Belum lagi perawatannya yang lebih rumit. Hal ini masih menjadi pertimbangan dalam menggunakan kendaraan listrik. Dilansir dari Kompas, distribusi baterai untuk kendaraan listrik masih sedikit. Hal ini tentunya memengaruhi harga kendaraan listrik, sehingga walaupun BBM naik, masih banyak masyarakat yang belum berminat beralih ke kendaraan listrik.
Kesimpulan
Perubahan pasti mempunyai sisi baik dan buruknya. Butuh waktu untuk mewujudkan suatu perubahan. Merubah transportasi tidak mudah, tetapi penting mengingat dampak global warming sudah mulai terasa. Salah satu penelitian dalam Project Base Learning di salah satu sekolah di Magelang menunjukkan keprihatinan tersebut. Ketika siswa diminta menghitung jumlah kendaraan bermotor selama 15 menit di hanya satu ruas jalan, terdapat 700Â kendaraan yang melintas. Itu baru 15 menit dan hanya satu ruas jalan serta masih di satu daerah. Dapat dibayangkan bukan jika cakupannya seluruh dunia? Berapa kg emisi karbon yang akan terbuang dan berapa pohon yang harus menyerapnya? Belum lagi suara yang ditimbulkan.
Maka dari itu, penting untuk mempertimbangkan perubahan ini karena bumi kita sudah tua, perlu dirawat agar tetap lestari. Terkadang merawat itu sulit, tetapi itu adalah tanggungjawab, entah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, peningkatan performa transportasi umum, dan beralih ke kendaraan listrik.
Sumber
Penjualan Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rekor
https://www.detik.com/bali/bisnis/d-6281122/penjualan-kendaraan-listrik-di-indonesia-tembus-rekor.
Hari Kendaraan Listrik Sedunia, Ini Angka Penjualan Kendaraan Listrik di Berbagai Negara
otomotif-tempo.co.cdn.ampproject.org
Ketersediaaan Baterai di Dalam Negeri Pengaruhi Harga Kendaraan Listrik
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI