Mohon tunggu...
Cornelius Ferian Ardiano
Cornelius Ferian Ardiano Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Head of Event Organizer | Student at Bandung Institute of Technology

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tahun Pertama di ITB

19 Juli 2015   10:33 Diperbarui: 4 April 2017   16:57 6625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Jangan khawatir jika masalah biaya menghalangi anda untuk berkuliah di ITB karena ITB adalah kampus yang sangat memperhatikan kondisi ekonomi para mahasiswanya. Rektor ITB pernah mengatakan bahwa “tidak ada mahasiswa yang keluar dari ITB karena alasan ekonomi” karena memang banyak sekali beasiswa yang ditawarkan dikampus ini mulai dari subsidi UKT yang tergantung kemampuan orang tua, Tanoto Foundation, BIUS ( Beasiswa ITB untuk semua ), VDMS, Djarum, dll sehingga untuk masalah finansial sangat terbantu sekali di kampus ini tinggal masalah mengatur keuangan dengan bijak sesuai kebutuhan dan masalah akademik pun harus baik bahkan beasiswa makan juga tersedia yang akan diberikan dalam bentuk kupon dan dapat ditukarkan ke kantin ITB. Kalau masih kurang, kamu pun juga bisa menjadi guru les di salman untuk anak SMP dan SMA, jualan kue-kue di kelas atau biasa kita sebut danusan, menjadi asisten praktikum (minimal tingkat 2), menjadi pengawas ujian ( minimal tingkat 2) , atau masuk ke tempat les lainnya.

            Untuk kegiatan belajar-mengajar saat di bangku kuliah memang akan terasa sangat berbeda dibanding SMA. Banyak faktor yang saya temui seperti peran dosen yang kurang aktif dibanding guru SMA yang mana saya harus meningkatkan pengetahuan dan ilmu saya dengan belajar secara mandiri. Banyak sekali tipe dosen yang saya temui seperti slide-oriented dan beberapa mengajar di papan tulis. Mungkin ini yang membuat mahasiswa harus sadar bahwa tanggung jawab sudah diserahkan 100% terhadap mahasiswa sehingga tidak bergantung dengan orang lain. Ya, semakin bertambah usia, beban dan tanggung jawab akan semakin besar juga.

            Untuk masalah pengalaman akademik saya mengakui bahwa saya sempat santai-santai saat belajar di semester pertama sampai pada akhirnya saya harus diperhadapkan dengan UTS 1 yaitu kimia dasar. Seminggu sebelum ujian saya sudah mempersiapkan akan tetapi saya rasa masih sangat kurang maksimal karena materi kimia yang memang tidak mudah untunglah saya masih bisa mendapat nilai A. Mulai dari situlah saya menyadari bahwa belajar SKS di kampus ini memiliki resiko yang sangat besar. Oleh karena itu, saya harus benar-benar memperhatikan dosen saya, berlatih mandiri, rajin membaca buku, dan belajar bersama teman karena walaupun hari jumat,sabtu,minggu saya libur saya merasakan bahwa tugas di ITB pun juga membuat saya tidak santai bahkan saya lebih menikmati pelajaran di SMA walaupun sekolah 5 hari tetapi masih santai. Sebenarnya kurang objektif jika saya memplot harus mendengarkan dosen – belajar konsep – mengerjakan tutor – mengerjakan bundel soal – begadang merupakan kunci sukses di ITB karena kenyataannya banyak teman saya yang sering tidur dan sangat santai tetapi jika ujian nilai mereka sangat fantatis. Ya, alasan ini mengembalikan kita mengenai seberapa efektifkah gaya belajarmu? Karena niscaya jika kamu menemukan gaya belajar yang tepat selama kuliah maka kamu akan mudah dalam mengatur waktumu. Kalau saya sendiri memang tidak dapat menerapkan gaya belajar saya selama di SMA dengan kuliah jadi jika kamu masuk kampus usahakan untuk cepat-cepat menemukan gaya belajar yang sesuai. Biasanya bulan ujian diadakan setelah minggu ke-5 atau ke-6 dan seterusnya akan diadakan ujian setiap hari sabtu per mata kuliah.

            Setelah saya bercerita mengenai akademik bukan berarti atmosfer di ITB dipenuhi oleh orang-orang jenius yang hidupnya tidak santai dan tidak pernah ada lawakan. Salah besar. Bahkan tak jarang ada banyolan selama proses perkuliahan. Untuk mengimbangi akademik, saya pun juga bergabung dengan unit tertentu, saya memilih untuk masuk ke unit Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK ITB). Banyak sekali unit yang ada di kampus ini, dari berbagai rumpun dan kegiatan kepanitiaan pun tak jarang juga ditawarkan kepada mahasiswa dan bagi yang memiliki pengalaman berorganisasi seperti OSIS juga boleh bergabung dengan kabinet KM-ITB (Sepeti Badan Eksekutif Mahasiswa). Walau kenyataannya dosen tidak akan peduli dengan unit yang kamu ikuti. Akademik tetaplah akademik. Unit tetaplah unit. Unitmu berprestasi tetapi akademikmu tidak ya tidak akan membantu Indeks Prestasi. Selain mengasah hard-skill , ITB pun sangatlah memperhatikan soft-skill para mahasiswa oleh karena itu mahasiswa diharapkan berpartisipatif dalam berbagai acara di ITB walau itu semua kembali kepada prioritas kamu. Ada juga unit paguyuban jika kamu berasal dari daerah maka kamu bisa berkumpul dengan teman-teman dari daerah kamu juga. Buat yang suka dengan bahasa inggris dan ingin mengasah skill bisa juga datang ke American Corner didalam perpustakaan ITB pada hari Rabu karena memang ada volunteer dari Amerika Serikat disana. Biasanya kita membahas topik-topik tertentu untuk melatih speaking. Perpustakaan ITB juga nyaman untuk belajar atau sekedar ngobrol sambil menikmati wifi yang cepat.

            Karena di Bandung banyak sekali tempat wisata banyak sekali tempat yang pernah saya kunjungi seperi Mall BIP, Paris Van Java, Istana Plaza, Balubur Town Square. Biasanya hari minggu jalan dago ditutup karena ada acara CFD (Car Free Day) banyak orang yang berdagang disana. Ada juga pasar pagi di alun-alun kota Bandung. Saya juga pernah ke pemandian air panas di Lembang. Untuk soal makanan, mungkin Bandung tempatnya karena banyak sekali dari warteg, cafe kecil, bahkan resto. Saya mungkin terhitung jarang untuk jalan-jalan karena memang saya tidak memiliki kendaraan pribadi disini dan angkot disini juga banyak yang One Way jadi kita harus mengerti benar angkot apa saja yang akan kita gunakan untuk mencapai tempat tersebut karena angkot pergi belum tentu angkot yang akan pulang. Angkot di Bandung menggunakan warna-warna tertentu untuk setiap angkotnya sesuai dengan trayek yang ditempuh. Saya pun harus menghemat pengeluaran selama di Bandung karena rekreasi juga butuh biaya yang tidak sedikit.

            Sebenarnya masih banyak sekali yang masih belum bisa disampaikan, well kuliah di ITB tidak sesulit yang dibayangkan asal tekun menjalani dan mengikuti silabus-silabus yang ada kamu pun bisa sukses di kampus ini. kalau ada yang ingin menambahkan sangat saya persilahkan. Atau bisa memberikan komentar. Atau bisa menghubungi saya :

Email : cornelius.ardiano@yahoo.com

Ask. Fm : http://ask.fm/corrnelo

Terima Kasih atas perhatiannya. Semoga tulisan saya bisa bermanfaat bagi kita semua.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun