Mohon tunggu...
Cornelius JuanPrawira
Cornelius JuanPrawira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Politeknik Negeri Jakarta

Pencari suaka dan kebijaksanaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jalan Jalin Jiwa

15 April 2024   14:30 Diperbarui: 15 April 2024   14:43 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di pagi di pematang kebun manggis 

Hitam duniaku mulai merilis 

Jarum inferioritas menyayat hati 

Sulamannya mentetak manis 

mendayung perih...

Dera realitas lain tumpat...unggun...

membanjiri sekat-sekat batin yang luluh 

lantah terluka 

Lalu senja jadi merah kesumba...

Cerahnya merepih setiap pancang asa...

Satu jam malam, nikmat dilampiaskan 

Jam-jam sisanya dilalui balada tangis 

dan roman yang menjabak serambut perasaan 

Isak ceria megah membual dalam ruang angan-angan

Dan sepadan...

Dijamu dengan isak-isak yang termakan..terbuang di jamban banyangan

Dan sekarang!

Siapa tahan duduk termangu dalam alunan tragedi ini semalaman?  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun