Aku tidak akan pernah bahagia karena Ibuku adalah kamu
Bisa kudengar caci orang lain "anak durhaka!" di kupingku
Namun aku hanya berdiri mematung, terpana dan terpaku
Setengah mengampuni, setengah mengamini doa Ibu.
Membuat epitaph di ujung pangku,
hari itu aku menghadiri pemakaman makna seorang Ibu.
Semoga Tuhan mengabulkan doa Ibu.
Karena Ibu hanya satu.
Karena Ibu sayang selalu.
Karena Ibu tak pernah keliru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!