Renjana tak seharusnya berwarna biru,
namun engkau selalu datang menyeka rindu.
Seperti anak-anak dari sebuah jeda,
engkaulah luka yang tak terasa.
Membisikkan elegi
sembari merengkuhku menyambut dunia.
Melalui tatapanmu yang mematahkan hati,
kau pun beri aku satu hari untuk selamanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!