Jika dibandingkan dengan film Joker (2019) yang mempunyai klasifikasi 17+, bukankah seharusnya adegan dalam film Hellboy tidak dipotong dengan begitu banyaknya?
Kasus ini memang cukup membingungkan, entah siapa yang harus disalahkan, apakah LSF yang terlalu berlebihan dalam menyensor atau pemilik film yang seharusnya tetap memilih untuk menerima keputusan LSF klasifikasi usia 21 ke atas.
Namun begitu, tidak perlu hanyut untuk saling menyalahkan. Dari kasus ini kita semua dapat belajar, mulai dari pemilik film yang harus lebih bijaksana, dan LSF yang seharusnya tetap berupaya untuk menghargai pembuat film dengan tidak terlalu banyak menyensor adegan yang muncul.
Tak hanya itu, penonton pun bisa mengambil pembelajaran dalam kasus ini. Seperti kita tahu, tidak sedikit penonton yang masih di bawah klasifikasi usia memilih untuk tetap nekat menonton film yang tidak sesuai dengan usianya. Kebijaksanaan dalam diri penonton juga perlu diperhatikan.
Adanya suatu kesalahan bukan berarti menjadi ajang untuk saling menyalahkan, namun kesalahan menjadi ajang untuk saling memperbaiki.
Referensi:Â
Permendikbud nomor 14 tahun 2019
Tribun Jateng. (2019). Klarifikasi LSF Soal Sensor Film Hellboy di Bioskop, Netizen Tetap Kecewa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H