Terlintas dalam memori, kilas balik ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
Saya dan sahabat saya mempunyai hobi serupa, yaitu menonton film. Saat itu kami kerap menghabiskan waktu luang untuk mengunjungi bioskop bersama dan menyaksikan film-film terbaru.
Tepatnya di tahun 2017, kami menyaksikan salah satu film yang begitu menginspirasi persahabatan di antara kami berdua yang pada dasarnya penuh dengan perbedaan. Film indah tersebut berjudul The Upside (2017).
Film garapan Neil Burger ini menceritakan persahabatan antara dua orang pria yang mempunyai latar belakang berbeda. Perbedaan yang nyatanya tidak menjadi penghalang dalam persahabatan mereka, menjadi daya tarik terbesar dalam film ini.
Cerita yang mampu memancing tawa, haru, hingga kejengkelan dikemas dengan begitu apik, menjadikan film berdurasi 125 menit ini terasa cepat ketika disaksikan. Selain itu, film ini juga sangat cocok bagi kalian yang sedang mencari makna dari 'Perbedaan'.
Alur cerita yang dekat dengan perbedaan sosial dan budaya, menjadikan pencarian makna dalam film The Upside tepat bila dibedah dengan Pendekatan Media dan Budaya.
Ketika membahas mengenai budaya, komunikasi antar budaya tentu menjadi suatu hal yang penting ketika satu individu melakukan kontak dengan individu lain yang mempunyai latar belakang budaya berbeda.
Identitas sosial menjadi dasar dalam komunikasi antar budaya. Identitas sosial dapat berupa identitas personal, identitas ras, identitas etnis, identitas gender, identitas nasional, hingga identitas dunia maya dan fantasi.
Dalam film The Upside, terdapat perbedaan identitas sosial yang dimiliki oleh kedua tokoh utama. Dell Scott merupakan pria dengan ras kulit hitam, mempunyai latar belakang sebagai seorang mantan narapidana atas kasus pencurian, dan perekonomiannya berada di kalangan menengah ke bawah.
Berbeda dengan Philip Lacasse yang berasal dari ras kulit putih, ia juga seorang investor dan penulis yang sukses, dan tentu menduduki kelas sosial yang tinggi. Sayangnya, Philip dihadapi pada kenyataan bahwa ia harus mengalami kelumpuhan, di mana kaki dan tangannya sudah tidak dapat difungsikan.