Mohon tunggu...
Cornelia Eka Nurcahyati
Cornelia Eka Nurcahyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka menari,anak perempuan pertama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahasa Kias dalam Puisi ''Duka-Mu Abadi'' Karya Sapardi Djoko Damono

15 November 2024   11:24 Diperbarui: 15 November 2024   12:10 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Duka-Mu AbadI

 

Dukamu adalah dukaku

Air matamu adalah air mataku

Kesedihan abadimu

Membuat bahagiamu sirna

Hingga ke akhir tirai hidupmu

Dukamu tetap abadi

Bagaimana bisa aku terokai perjalanan hidup ini

Berbekalkan sejuta dukamu

Mengiringi setiap langkahku

Menguji semangat jituku

Karena dukamu adalah dukaku

Abadi dalam duniaku!

Namun dia datang

Meruntuhkan segala penjara rasa

Membebaskan aku dari derita ini

Dukamu menjadi sejarah silam

Dasarnya 'ku jadikan asas

Membangunkan semangat baru

Biar dukamu itu adalah dukaku

Tindakanku biarkan ia menjadi pemusnahku

 analisis bahasa kias dalam puisi "Duka-Mu Abadi' karya Sapardi Djoko Damono:

"Air matamu adalah air mataku": Kiasan ini menggambarkan rasa pedui yang sangat mendalam. Air mata sebagai simbol kesedihan diibaratkan menunjukkan bahwa penyair merasakan duka yang sama.

"Kesedihan abadimu membuat bahagiamu sirna": Kiasan ini menggambarkan bagaimana duka yang mendalam dapat menghilangkan kebahagiaan seseorang. Kesedihan seolah-olah menjadi bayangan yang menutupi kebahagiaan.

"Hingga ke akhir tirai hidupmu dukamu tetap abadi": Kiasan "tirai hidup" mengacu pada akhir kehidupan. Bahasa kiasan ini mengartikan bahwa duka yang dialami sangat mendalam dan seakan-akan  terus ikut di sepanjang hidup.

"Berbekalkan sejuta dukamu": Kiasan ini menggambarkan duka seolah-olah menjadi modal hidup yang harus terus dibawa dan dipikul.

"Menguji semangat jituku": Kiasan "semangat jitu" mengacu pada semangat yang kuat dan teguh. Duka yang dialami seolah-olah menjadi ujian terhadap kekuatan untuk menjadi lebih semangat.

"Meruntuhkan segala penjara rasa": Kiasan "penjara rasa" menggambarkan perasaan terjebak dalam kesedihan. Kedatangan seseorang yang baru seakan-akan menjadi kunci untuk membebaskan diri dari kesedihan .

"Dasarnya 'ku jadikan asas": Kiasan ini menunjukkan bahwa penyair menjadikan pengalaman duka sebagai dasar untuk membangun kekuatan baru. Duka yang dulu menjadi beban, kini menjadi dasar baru yang lebih kuat untuk tumbuh dan berkembang.

"Biar dukamu itu adalah dukaku, tindakanku biarkan ia menjadi pemusnahku": Kiasan ini menunjukkan kesiapan untuk berkorban demi mengalahkan duka. Penyair siap menghadapi segala hasil, bahkan jika tindakannya itu justru menghancurkannya.

 

B.Makna dan Efek yang Dihasilkan

Penggunaan bahasa kias dalam puisi ini memiliki beberapa peran penting,antara lain adalah;

  • Memperdalam makna: Bahasa kias membuat puisi menjadi lebih kaya makna dan membuka pengetahuan yang lebih luas.
  • Menciptakan imaji: Kiasan-kiasan yang indah menciptakan gambaran yang lebih hidup dalam benak pembaca.
  • Membuat puisi lebih umm: Kiasan membuat puisi tidak hanya berbicara tentang pengalaman pribadi penyair, tetapi juga tentang pengalaman manusia secara umum.

 

C.Kesimpulan

Secara keseluruhan, bahasa kias dalam puisi "Duka-Mu Abadi" memiliki makna yang sangat penting dalam menyampaikan pesan dan emosi penyair. Kiasan-kiasan yang digunakan tidak hanya memperindah puisi, tetapi juga memperkaya makna dan menciptakan pengalaman yang membut kagum bagi para pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun