Mohon tunggu...
Arif Nofiyanto
Arif Nofiyanto Mohon Tunggu... -

Penasaran dan antusias tentang banyak hal terutama Teknik Sipil, Liverpool, Catur dan Uang.\r\n\r\nPunya beberapa blog pribadi, tapi nyaris ga keurus, berserakan dibanyak tempat tergantung mood. Salam!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penggal

24 Maret 2014   14:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:34 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tulisan ini berangkat dari komentar atas sebuah berita di kompas.com yang mengaitkan pencapresan Jokowi mirip perjuangan 98. Komentar ini dipermak lagi sedikit dan ditambahi ini itu, jadilah tulisan di blog kompasiana ini.

Mereka yang tak melek tentang sesuatu pada 98, pasti tak pernah paham bahwa ada generasi yang harus dipenggal perannya. Generasi sisa-sisa, pewaris dan penerus pemikiran-pemikiran penguasa pra-98. Mereka itu bertanggung jawab atas perlambatan kebesaran Indonesia di segala bidang. Selama 32 tahun pikiran dibelenggu Bung! Pikiran! Jika badan yang dibelenggu, paling banter pegal-pegal, linu-linu. Tapi ini pikiran, tolong Pikirkan!

Sungguh aneh jika generasi yang mulai melek setelah era itu tidak mau mempelajari eksistensi dan makna titik balik itu. Makin aneh karena ada yang justru membanggakan dan menginginkan kembali ke era penindasan itu. Perlukah dimaklumi karena mereka tak pernah merasakan di intai dan dikejar-kejar intel? Diskusi dan obrolannya dicatat? Gerak geriknya dipantau? Media masa dikerdilkan? Dilarang sikat gigi biar warnanya seragam? Menulis disensor? Kalian ingin kembali ke masa itu?

Era itu kawan, era dimana penahanan pikiran mudah dilakukan penguasa! Pembunuhan ide berjalan lumrah. Berbeda itu mati. Pembangkangan berujung penculikan, penghilangan nyawa tanpa jejak. Aneh jika sisa-sisa, pewaris orde itu kalian dukung! Di mana pikiran warasmu?

Lalu setelahnya, era pancaroba. Campuraduk pikiran kotor dan jernih jadi satu mengantar negeri ini pada periode senyap, periode SBY yang membuai seolah-olah semua tenang, tau tau utang warisan 1000 trilyun. Tau-tau yang disangka bersih malah korupsi, yang disangka tenang malah perasaannya penuh gejolak.

Saya percaya, ada generasi yang harus disudahi perannya. Generasi baru, biarlah tumbuh..menentukan masa depannya sendiri..dengan ide-idenya sendiri..dengan pikiran-pikirannya sendiri.

Megawati, ketua umum PDI-P entah karena landasan pikir serupa ini atau perhitungan lain telah men-capres-kan Joko Widodo. Terlepas dari berbagai polemik seputar perannya saat ini, tapi saya suka karena Jokowi ini bisa dikatakan perwakilan generasi baru.

Alangkah elok jika orang-orang lama macam Wiranto, Aburizal Bakrie dan Prabowo tak terlihat lagi pada pemilu presiden yang akan datang digantikan orang-orang "baru" macam Dahlan Iskan, Anis Baswedan atau siapalah itu asal generasi baru. Orang-orang "baru" ini, saya percaya akan jauh memiliki kesegaran pikir, energi dan kapasitas lebih moncer memimpin Indonesia dibanding orang-orang "jadul" itu.

Harapan ini kawan, tentu saja, untuk kebesaran Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun