Jika Anda telah membuat keputusan untuk memasukkan reksa dana dalam strategi investasi Anda tetapi tidak tahu bagaimana memulainya.
Sebanarnya cukup mudah yaitu dengan cara mengenali tipe anda saat berinvestasi. Anda terlebih dahulu memahami toleransi Anda sendiri terhadap risiko dan memperjelas tujuan investasi Anda. Memilih reksa dana yang terbaik yaitu memilih reksa dana yang memberikan pengembalian yang baik dengan biaya rendah.
Setelah Anda siap untuk memilih beberapa reksa dana, ada cara untuk menganalisisnya seperti melihat riwayat kinerja masa lalu masing-masing reksadana, tim manajemen, dan potensial imbal hasil serta risikonya.
Serta kamu juga bisa meminimalkan risiko dengan cara memilih jenis investasi seperti saham, obligasi, SBN, Sukuk dan lainnya. Anda juga bisa mengaplikasikan strategi investasi berkala setiap periodenya untuk memaksimlakna hasil investasi.
Mulailah Dengan Tujuan Anda dan Toleransi Risiko
Sebagai seorang investor, Anda pasti akan bingung dalam memilih reksadana yang jumlahnya lebih dari ratusan reksa dana. Maka untuk mempermudah menentukan reksadana, kamu harus tahu tujuan kamu berinvestasi reksadana itu apa? Tanyakan kepada diri Anda pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mendapatkan kejelasan tentang tujuan investasi Anda:
- Apakah Anda mencari penghasilan saat ini atau untuk investasi jangka panjang (capital gain)?
- Apakah uang itu perlu untuk membiayai pendidikan perguruan tinggi atau dikumpulkan untuk masa pensiun yang akan datang?
Dalam hal toleransi risiko, kamu harus mengatahui terlebih dahulu mengenai profil risiko diri sendiri. Dengan menjawab pertanyaan dibawah ini:
- Bisakah kamu menoleransi portofolio investasi yang mungkin mengalami naik dan turun yang ekstrem?
- Apakah Anda lebih nyaman dengan strategi investasi konservatif (tidak menyukai risiko)?
Terakhir, pikirkan jangka waktu terbaik untuk investasi Anda, atau berapa lama Anda perlu menginvestasikan uang Anda:
- Apakah Anda membutuhkan uang dalam waktu dekat?
- Apakah Anda menginvestasikan uang selama bertahun-tahun tanpa melakukan penarikan?
Jika Anda berinvestasi dalam reksa dana yang memiliki biaya penjualan, yang biasanua lebih besar jika Anda berinvestasi untuk jangka pendek. Jangka waktu investasi minimal lima tahun sangat ideal untuk mengimbangi biaya tersebut.
Perhatikan Biaya Investasi Reksadana
Pasti setiap investor menginginkan memiliki dana yang memiliki rasio pengeluaran serendah mungkin. Persentase biaya transaksi langsung dibebankan atas jumlah uang yang sedang ditransaksikan. Tergantung pada tipe transaksinya, seorang investor akan dikenakan biaya sebagai berikut:
Front Load: Biaya ini dibebankan di awal (saat melakukan pembelian) dan maksimal 2,5% atau lebih dari jumlah yang diinvestasikan. Misalnya, jika Pak Ali menginvestasikan Rp.1.000.000 dengan front load sebesar 2,5%, biaya yang harus Anda bayarkan adalah Rp.25.000, sehingga investasi awal Anda langsung dipotong biaya, menjadi Rp. 975.000
Back Load: Biaya ini hanya akan dibebankan apabila Anda redemption/jual reksadana. Juga dikenal sebagai biaya pembelian ditangguhkan (deferred sales charges), besar back load umumnya sekitar 2,5% dan dapat menurun menjadi 0 seiring berjalannya waktu, umumnya setelah 1 tahun.