Pepatah mengatakan, sejarah akan berulang kembali meski dalam wujud yang berbeda, roda kehidupan selalu berputar. Perjuangan BONEK kala PERSEBAYA dizalimi PSSI selama lebih-kurang empat tahun seperti dejavu pertempuran 10 November, tentu saja dengan PSSI sebagai penjajah, BONEK -tetap dan selalu akan- sebagai arek-arek Suroboyo, dan PERSEBAYA sebagai wujud Kota Surabaya.
Saya tak akan menulis lagi sejarah lama saat PERSEBAYA tidak diakui oleh PSSI, yang mana merupakan wujud perjuangan, revolusi, pengorbanan, sekaligus ujian terbesar BONEK dalam mendukung PERSEBAYA (Baca tulisan saya berjudul: Selamat Datang Kembali PERSEBAYA). Namun demikian, nampaknya kali ini BONEK dan PERSEBAYA harus diuji lagi lewat keputusan-keputusan kontroversial PSSI di bawah rezim yang baru.
Saat Liga 2 mulai bergulir, beberapa kali PERSEBAYA harus menerima keputusan-keputusan kontroversial yang merugikan, diantaranya beberapa laga yang harus dijalani tanpa penonton, penundaan atau ketidakpastian jadwal babak 8 besar Liga 2, dan yang terbaru adalah pemindahan lokasi, penundaan, dan ancaman pembatalan laga babak 8 besar, serta pembatalan laga Grup Y babak 8 besar di Cikarang yang diumumkan sehari sebelum laga.Â
Hal-hal ini amat merugikan mengingat PERSEBAYA merupakan klub dengan basis pendukung yang masif dan militan. Ribuan BONEK dari berbagai daerah sudah terlanjur berada di Cikarang, dan harus dipulangkan kembali ke daerah asalnya. Sedangkan PT. Liga Indonesia Baru belum mengeluarkan pengumuman secara resmi perihal pembatalan laga. Jadinya, seperti ada skenario menyingkirkan BONEK dan menyulitkan PERSEBAYA.
Namun demikian, bukan BONEK jika gampang menyerah, bukan arek Suroboyo jika tidak ngeyel. Dilansir dari laman emosijiwaku.com, ribuan BONEK masih akan bertahan di Cikarang, sedangkan masih banyak yang akan datang menyusul, termasuk BONEK Green Nord yang biasa menguasai tribun timur Stadion Gelora Bung Tomo -kandang PERSEBAYA.Â
Tak ada yang bisa menghentikan BONEK mendukung ikon kebanggan mereka karena PERSEBAYA bagi mereka lebih dari sebuah klub. PERSEBAYA adalah maskot dan simbol dari kolektivitas sejarah panjang, perjuangan, kebanggaan, gaya hidup, dan media ekspresi yang sangat emosional bagi BONEK.
Pada akhirnya sifat ke-ngeyel-an mereka yang unik dan akan membawa mereka pada satu titik : kemenangan dan lengsernya satu rezim diktator nan zalim.
Jadi sampai kapan lagi revolusi ini akan terus berjalan? PSSI masih mau menguji ke-ngeyel-an BONEK? Jangan sampai revolusi ini terulang menjadi konflik terbuka saat semua elemen supporter, media, dan masyarakat mengarahkan jari telunjuknya kepada PSSI sebagai pihak yang bersalah.
Selamat Hari Pahlawan. Salam 1 Nyali... Wani!