Mohon tunggu...
YuNie ZHa
YuNie ZHa Mohon Tunggu... -

Bahagia itu sederhana, seperti ketika kamu ada..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bagaimana Bisa Aku Tidak Mencintaimu..?

24 Agustus 2014   03:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:44 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belum habis rinduku untukmu, tapi dengan begitu terburu-buru kamu pamit untuk kembali pergi. Sulit untuk aku bisa menahanmu tetap di sini, mengingat aku bukanlah siapamu, meski kamu selalu saja bilang “ Aku menyayangimu.. bersabarlah,  aku pasti kembali”.

Dan aku hanya bisa diam… membiarkan tanganmu merangkulku..  mengusap lembut kepalaku untuk kemudian pergi.

Aku hanya bisa melambaikan tangan..

mengucapkan beberapa kalimat dengan sedikit isyarat agar kamu tidak lupa untuk cepat kembali.

Mengapa harus selalu seperti ini..? lagi.. dan lagi..!!

Aku masih ingin bercerita kepadamu, bagaimana hujanku berhenti seketika hanya dengan kedatanganmu.. bagaimana mendung di langitku  terhapus hanya dengan sedikit sapamu untukku..tapi kamu, kamu juga yang membuat rintik itu kembali ada di sudut mataku..

Bukan..! bukan kamu yang salah… Semua ini karena harapanku yang terlalu tinggi padamu

Karena terlalu naïf, jika aku harus menepis semua bentuk perhatian dan kebaikan yang kau hadiahkan. Lalu aku sadar, aku tahu… semua sentuhan sederhana itu telah menghadirkan perasaan lain, perasaan takut kehilangan, perasaan ingin memilikimu utuh.. perasaan rindu yang memaksaku untuk selalu mengingatmu.

Mungkin kamu tidak pernah tahu bagaimana aku mencintaimu, karena di matamu aku masih saja gadis kecilmu…gadis kecil yang ingin kau lindungi, gadis kecil yang ingin selalu kau jaga, iya.. aku gadis kecilmu yang ingin selalu kau bahagiakan, gadis kecil yang sering kali kau bahagiakan dengan begitu banyak warna pelangi yang kau ciptakan.

Semua warna itu terlihat jelas di mataku, sangat jelas…

Kamu yang selalu ada untuk setiap rintik itu..

Kamu yang selalu datang, hanya untuk membawakan makan siang kesukaanku… dengan sedikit kalimatmu yang membuat aku merasa istimewa “ kangen sama kamu.. mau makan siang bareng kamu”.

Kamu yang rela datang dengan perjalanan yang sangat panjang hanya untuk memastikan bahwa aku baik-baik saja

Kamu.. yang dalam setiap perjalanan kita selalu saja menjadikan aku perempuan istimewa yang ingin kau bahagiakan.

Iya..  kamu dengan semua warna-warna pelangi itu.

Kamu.. hujan yang aku tuju…

Lalu.. atas dasar apa kamu memintaku untuk mengabaikanmu…??

Dengan begitu ringan kamu berkata “ aku akan selalu ada saat kamu butuh, nanti kalu kamu udah gak butuh aku, bolehlah kamu  buang..  aku gapapa, aku terserah kamu ajalah..” (dengan sedikit senyum kamu berkata itu) dan itu jelas membuat sakit di ulu hatiku.

Sebuta itukah kamu melihatku…??

Aku memang acuh, karena aku tidak ingin terlalu dalam mencintaimu… karena aku tahu, semakin aku masuk ke dalam perasaan itu, aku akan semakin sakit…

Aku mencintaimu dengan rasa yang sungguh,

tapi aku sadar… Adaku tidak lebih dari sebuah jeda,

Warna-warna  yang kau hadiahkan memang indah, pelangi yang kau gariskanpun nyata berwarna…

Tapi aku tahu,, adaku menjadi sebab sakitnya juga sakitmu..

Aku hanya ingin seperti ini, cukup  dengan aku dan kamu…

Meski sungguh… aku ingin sekali menjadi kita untuk bahagia bersamamu…

Aku ingin dalam rintik hujan itu kita tetap berpelukan untuk saling membahagiakan..

Sungguh.. aku mencintaimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun