Mohon tunggu...
Mabok Perawan
Mabok Perawan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kutak Punya Kekuasaan dan Kekuatan Untuk Merubah Negeriku. Kuhanya dapat Membangun Negeriku Dengan Coretan Penaku

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mega Soekarnois, Bukan Soekarnoisme

17 Desember 2013   19:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:49 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Soekarnois” kata keramat ini muncul kembali jelang pemilu tahun 2014, nama besar Bung Karno dijadikan icon kampanye guna raih kursi namun ajarannya dilupakan atau bahkan dikhianati.

Iseng-iseng buka Google mencari arti “Soekarnois” dan “Soekarnoisme” , ternyata bermakna berbeda.

Soekarnois artinya pengagum ajaran Bung Karno dan Soekarnoisme adalah sebagai pengikut paham dari Soekarno.

Berbeda dua kata tersebut akan teruji apakah benar-benar seseorang benar-benar seorang Soekarnois atau Soekarnoisme.

Karena yang getol menganggap dirinya Soekarnoisme adalah PDIP Megawati, patut dipertanyakan Benarkah Megawati sungguh-sungguh mengikuti "garis Soekarno" atau seorang “Soekarnoisme”, seperti yang diklaimnya selama ini?

Di bawah ini terdapat beberapa fakta yang menegaskannya:

Soekarno adalah seorang Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa , mengangkat kehidupan rakyat/orang kecil. Orang kecil yang dimaksud adalah petani dan buruh yang hidupnya selalu dalam cengkeraman orang-orang kaya dan penguasa. Akan tetapi ketika Megawati justeru menerbitkan Kebijakan Buruh Outsourcing yang justeru mengebiri hak-hak kaum buruh.

Soekarno adalah orang yang anti kapitalisme dan kolonialisme. Soekarno sangat menjunjung tinggi kedaulatan, harga diri, dan martabat negara. Dia berani berkata "Go to Hell" kepada AS dengan Bank Dunia dan IMF-nya. Bahkan mengancam akan menasionalisasikan sejumlah perusahaan asing jika tidak mau tunduk pada kontrak karya yang adil.

Megawati malah sangat tunduk pada kekuatan imperialisme dan kolonialisme Barat. Tim ekonominya terdiri dari "orang-orang IMF dan Bank Dunia",.

Pemerintahan di bawah Megawati menerbitkan UU No.19/2003 tentang BUMN yang sangat pro liberalisme dan imperialisme. Salah satu agenda utama kubu imperialisme dan kolonialisme dunia seperti AS, IMF, dan Bank Dunia, adalah privatisasi BUMN. Dan Megawati dengan UU No.19/2003-nya telah memberikan landasan legal-formal yang sangat lengkap bagi upaya-upaya privatisasi BUMN ini.

Soekarno sangat menjunjung tinggi musyawarah dan demokrasi, akan tetapi wacana tidak mau menyerahkan tampuk pimpinan PDIP diluar trah Soekarno ataupun pencapresan harus mengandung unsur trah Soekarno saat ini, amatlah bertolak belakang dengan prinsip Demokrasi yang diajarkan Bung Karno.

Itulah sedikit coretan mabok_perawan, dengan harapan agar elite negeri jangan memakai nama besar pendiri bangsa ini demi kursi kekuasaan, namun mengingkari ajarannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun