Mohon tunggu...
Mabok Perawan
Mabok Perawan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kutak Punya Kekuasaan dan Kekuatan Untuk Merubah Negeriku. Kuhanya dapat Membangun Negeriku Dengan Coretan Penaku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Minta Biaya Sekolah pada Presiden Nak !

27 September 2013   20:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:18 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencari-cari film di youtube saya menemukan sebuah film yang amat menyayat hati dan bentuk gambaran realita dinegeri ini, “Minah Tetap Dipancung” judul film tersebut

https://www.youtube.com/watch?v=98fvKwOBezs

Minah Tetap Dipancung adalah sebuah cerita film yang menggambarkan realita sosial kehidupan yang ada di negeri tercinta Indonesia. Hukuman yang diterima oleh Minah adalah karena adanya faktor sebab akibat yang timbul yaitu ketika Minah sebelum menjadi seorang Tenaga Wanita (TKW) dan ketika Minah telah menjadi seorang TKW dinegeri seberang.

Faktor penyebab pertama yaitu Minah ketika sebelum menjadi seorang TKW. Dari kutipan cerita ini keinginan anak minah untuk mengenyam pendidikan sebagaimana teman-teman sebayanya, sementara sang suami pendapatan dari pekerjaannya tidak mencukupi untuk biaya hidup apalagi untuk menyekolahkan anaknya.

Ditengah mahalnya harga kebutuhan pokok sehari-sehari dan sulitnya mencari pekerjaan yang layak serta dorongan hati Minah untuk mewujudkan keinginan anaknya agar dapat bersekolah demi masa depannya yang cerah, maka Minahpun tertarik untuk mencari pundi-pundi uang dengan menjadi seorang TKW dinegeri seberang.

Faktor penyebab kedua yaitu ketika Minah menjadi seorang TKW yaitu pembantu rumah tangga disebuah keluarga di Timur Tengah. Minah dengan berbagai keterbatasan pengetahuan tentang situasi dan kondisi serta budaya keluarga dimana ia bekerja sebagai pembantunya, menyebabkan dirinya terbelenggu sehingga satu titik sebuah kasus pelecehan terhadap dirinya menyebabkan beban mental yang amat berat. Karena pembelaan perlakuan terhadap dirinya terpaksa dia melakukan tindakan kriminal dengan hasil akhir hukuman pancung padanya.

Dari kedua faktor diatas dapat disimpulkan kurang adanya kepedulian pemerintah terhadap seorang ibu atas nama keluarganya demi masa depan pendidikan anaknya. Diera jaman komersialisasi pendidikan menyebabkan pendidikan hanya dapat diraih oleh orang-orang berkantong tebal. Walaupun dalam Undang-undang Dasar disebutkan semua warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan, namun rancu ketika sistem pendidikan dikomersialisasikan. Tak heran jikalau suami Minah yang penghasilannya pas-pasan tak mampu menyekolahkan anaknya.

Anak Minah dan anak-anak seperti mereka yang tak mampu bersekolah karena faktor biaya adalah beban tanggung jawab Presiden sebagai kepala negara. Seorang presiden adalah kepala pemerintahan yang berkawajiban mewujudkan hak pendidikan setiap warga negara.

Minah yang berjuang demi masa depan anaknya dan juga penyumbang devisa negara sebagai pembantu dinegeri seberang akhirnya mengalami nasib yang naas yaitu dipancung. Kejadian seperti Minah membuktikan kurang adanya perhatian pemerintah dalam melindungi warga negaranya sebagai pahlawan devisa. “TKW/TKI Ilegal” dan kata-kata lainnya sering didengungkan sebagai alibi untuk menghindar dari tanggung jawab. Kenapa saya katakan menghindar? Ketika sebuah jasa TKI/TKW banyak bermunculan di negeri ini pemerintah kurang memperhatikan dengan jeli apakah jasa penyalur tenaga kerja tersebut telah memenuhi ketentuan hukum dan memberikan pelatihan dengan benar sehingga tenaga kerja yang akan diberangkatkan benar-benar siap dan punya pengetahuan tentang situasi kondisi dimana mereka akan bekerja.

Peristiwa seperti yang menimpa Minah akan terus ada jika tidak ada kepedulian secara menyeluruh terhadap para TKW. Yang lucu dan rancu ketika jelang pemilu moment pemilu beramai-ramai seolah-olah peduli terhadap nasib TKW yang mengalami masalah dinegeri orang, namun ketika pemilu usai merekapun terlupakan.

Haruskah ada pemilu setiap hari sehingga kita semua peduli pada TKW ? sebuah impian yang semu.

Minah yang jadi tumbal demi masa depan anaknya, mungkin ruh Minah dialam sana berkata “Minta Biaya Sekolah pada Presiden Nak !”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun