Mohon tunggu...
Pecandu Sastra
Pecandu Sastra Mohon Tunggu... Penulis - Blogger dan Penulis

Blue | Read | Black Coffee | Social and Humanity | DSF7296 | pecandusastra96 | Ungkapkan Kebenaran Meski itu Sakit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Resah dan Setelah

28 Juni 2024   17:52 Diperbarui: 28 Juni 2024   18:41 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Resah

Setiap mendengar berita kematian 

Selalu terngiang akan namamu yang pergi tanpa permisi

Masih tersisa sayang dalam setiap kerinduan yang datang

Masih tersimpan cinta dalam doa-doa yang dipanjatkan 

Terkadang, ada rasa ingin menyusul

Namun entah kapan waktu itu tiba

Ada rasa khawatir, mengingat banyak kesalahan dan dosa

Ada pula rasa tak lagi semangat menjalani semua, setelah kau tiada

Setiap denting nada, yang sayup terdengar telinga

Membuat darah gagahku menciut tak bertenaga

Menjadikan keberanian hilang ditelan kekhawatiran

Akankah aku pulang dengan tenang di pangkuan-Nya

Atau justru berpulang dengan sesal dan kesalahan?

Semoga Tuhan memberi waktu terbaik

Untuk insan yang kurang terdidik

Lampung, 160421

Baca: Masihkah Cinta di Wayka?

Setelah

Setelah beberapa waktu melangkah, jeda kembali menyapa

Dunia ilusi dan kenangan indah yang kini hanya dapat dikenang

Kembali terhanyut dalam pikiran dan bayang-bayang kesedihan 

Aku yang belum juga rela melepas, atau kau yang belum juga terbebas

Entahlah, beberapa waktu terakhir

Wajahmu kerap bermunculan mendominasi cakrawala pikiran

Memang, hatiku belum juga lekas pulih 

Dari kenangan yang kita ukir beberapa tahun silam

Keakraban yang begitu dekat menyapa, meninabobokan pikiran waras

Bahwa setelah pertemuan akan ada perpisahan 

Cepat atau lamban semua akan berakhir pada kematian

Gunung Putri, Maret 2021

Baca: Di Penghujung Mei 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun