Review Novel Hello karya Tere Liye - Sabak Grip 2023
Bagaimana rasanya dua hati yang sejak kecil sudah bersama, bahkan ketika lahir pun; hari, bulan, tahunnya sama, hanya selisih beberapa menit saja. Berpuluh tahun saling mendampingi, melengkapi di setiap momen, menjadi pelengkap dari bagian setiap kisah yang ditulis pada lembar-lembar kehidupan! Sayangnya, kisah itu harus terputus dan meninggalkan luka menganga. Karena kasta menjadi tembok pemisah yang ditakdirkan bagi mereka.
Kisah ini bermula dari sosok Ana, gadis cantik berusia 24 tahun yang memiliki latar belakang sebagai arsitek lulusan perguruan tinggi ternama. Meski demikian, Ana memutuskan untuk fokus sebagai tukang bangunan. Bukan sembarang tukang bangunan pada umumnya, ia piawai, cekatan, cerdas, dan penuh kreativitas. Tidak hanya menjadi mandor, ia juga turun langsung untuk melakukan pekerjaan yang ia cintai itu. Karena kegigihan, rendah hati, dan kepiawaiannya itulah yang membuatnya diberkati, membawa dirinya menjadi seorang yang berprestasi dan dikenal banyak orang dari desa hingga manca negara. Bahkan, berbagai penghargaan pun ia dapatkan. Sosok itulah yang dikenalkan  oleh Tere Liye dalam novelnya yang berjudul 'Hello' terbit pada tahun 2023 lalu melalui penerbit Sabak Grip.Â
Novel ini aku beli karena cukup menarik perhatian, dari covernya yang memberikan kesan magis dan penuh tanda tanya. Dengan nuansa hijau, ilustrasi pemandangan indah sebuah rumah di pedesaan ini akan membawa pembaca mengulik kisah cinta yang magis, penuh lika-liku, dan pada akhirnya memberikan kejutan berupa plot twist di luar nalar.
Tapi, Ana bukanlah pemeran utama dalam buku ini. Namun, ia menjadi gerbang pembuka kisah yang belum usai dan tertinggal puluhan tahun lamanya. Cerita bermula saat ia mendapatkan tugas untuk merenovasi rumah penuh dengan kenangan dari masa kecil hingga dewasa. Ketika sang pemilik mengutarakan keinginannya untuk merenovasi bangunan tersebut, tanpa harus merubah atau merusak tiap sudutnya, karena menyimpan banyak kisah yang tak ingin dihilangkan. Dari sinilah kisah kedua tokoh utama; Hesty dan Tigor bermula.
Baca juga:Â Pusaka Kehidupan dari Novel Janji Tere Liye
Hesty adalah putri bungsu seorang menteri kala itu, keturunan ningrat terpandang. Sedangkan Tigor sebaliknya, kedua orangtuanya adalah pembantu di keluarga Hesty. Keduanya terlahir pada waktu yang sama dan sejak kecil telah bersama. Hesty sejak kecil selalu dirawat oleh Bik Ida, Ibu dari Tigor.
Tigor dan Hesty selalu memperjuangkan hubungan mereka, walaupun tahu kalau Raden Wijaya (Papa Hesty) tidak menyetujui sejak kedekatan mereka. Meski Tigor adalah pemuda yang rajin, berpendidikan, dan mempunyai bisnis yang sukses, namun menurut Papa Hesty ia tetaplah anak seorang pembantu dan tidak memiliki garis keturunan ningrat barang sedikit pun. Raden Wijaya akan setuju apabila calon dari anak-anaknya memiliki keturunan ningrat sebagaimana mereka.
Rintangan yang dihadapi Tigor dan Hesty lumayan rumit dibuat oleh sang penulis, karena berbeda kasta membuat hubungan yang telah dibangun sejak kecil harus retak dan pada akhirnya hancur. Berbagai cara dilakukan Papa Hesty untuk memisahkan keduanya, bahkan Ibunya Hesty terpaksa untuk turut serta dalam membangun skenario dengan cara yang kejam. Di sini lah puncak kehancuran kisah cinta Hesty dan Tigor, keduanya berpisah dan saling melupakan karena kesalahan pahaman.
Rekomendasi untukmu;Â Poin Penting dari Film "Tuhan Izinkan Aku Berdosa"
Sejauh ini, novel Tere Liye yang aku baca baru ini dibuat semerawut. Dipenuhi rasa emosi yang naik-turun karena cerita kedua tokoh utama dan kadang emosi sebab nggak nyambung dengan jalan ceritanya. Mungkin, karena alur cerita yang dibuat maju-mundur (campuran), serta beberapa bagian yang memang 'hilang makna'.Â