Tapi, aku suka dengan gaya bercerita Tere Liye. Meski fiksi, kisah-kisah yang ditulis selalu memiliki makna dan pelajaran yang bisa kita petik. Sehingga, pembaca tidak hanya menemukan hiburan saja, juga hikmah di dalamnya.Â
Dari kisah ini, interaksi kedua tokoh; Hesty dan Tigor sangat aku suka. Sosok Tigor yang harmonis ditambah kegigihannya dalam memperjuangkan apa yang ia inginkan sangat patut dijadikan teladan, apalagi ketika ia merasa tertantang oleh Papanya Hesty, karena ia tidak punya bisnis. Sayangnya, pengorbanan yang ia lakukan tetap dinilai sebelah mata karena kasta tetap berbeda.
Menariknya, meski hubungan mereka kandas dan berakhir pisah karena kesalahpahaman yang dibangun melalui skenario Papa dan Mama Hesty, - keduanya tetap memegang teguh janji untuk tidak menikah dengan sosok lain. Dan, hal itu tetap mereka junjung tinggi sebagai bukti kesetiaan dan cinta sejati mereka.
Novel ini bisa dibaca untuk kalangan remaja hingga dewasa. Bahasanya nggak baku-baku amat, tapi tertata rapi, dan bagiku enak untuk dibaca. Nggak buat pembaca bingung mencari apa yang dimaksud oleh penulis.
Artikel menarik lainnya:
    * Lebih Dekat Dengan Harastha, Puteri Indonesia yang Akan Berlaga di Miss Supranational
    * Sajak Demokrasi Untuk Sahabatku
    * Wakili Sumatera Utara, Monica Bawa Pulang Mahkota Utama Miss IndonesiaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H